PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) kembali menghadirkan inovasi untuk mengelola limbah bahan beracun berbahaya (B3) dalam lingkungan kesehatan di Indonesia. Kali ini, mereka melakukan sosialisasi kepada Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia di Grand Hotel Preanger Bandung.
Imam Zulkarnain, Senior Sales Manager PPLI, menyampaikan harapannya bahwa tenaga layanan kesehatan harus mampu mengelola limbahnya dengan profesional agar tidak merugikan lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat sekitar rumah sakit dan fasilitas kesehatan.
Zulkarnain menjelaskan upaya profesional perusahaan dalam menjaga kelestarian lingkungan dan konsistensi dalam pengelolaan limbah B3. Dia menyoroti penggunaan teknologi thermal oleh rumah sakit untuk memusnahkan limbah medis, namun insinerator yang umumnya digunakan masih sederhana dan seringkali menghasilkan emisi tinggi yang mencemari lingkungan.
Untuk itu, PPLI memperkenalkan insinerator ramah lingkungan dengan teknologi terkini. Menurutnya, insinerator ini tidak menggunakan bahan bakar, melainkan reaktor yang dapat menyaring dan menangkap gas berbahaya, sehingga gas buangannya sangat bersih.
Dengan teknologi Continuous Emission Monitoring System (CEMS), insinerator ini memiliki daya tampung hingga 50 ton per hari dan dapat mengukur gas buangannya untuk memastikan kebersihannya dan emisi yang rendah. Zulkarnain menekankan bahwa insinerator ini merupakan salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.
PPLI: Pemimpin Industri Dalam Pengelolaan Limbah B3 Sejak 1994
Arum Tri Pusposari, Manager Humas PPLI, berharap edukasi yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme terkait program sanitasi lingkungan rumah sakit di era adaptasi teknologi 5.0. Ia juga berharap edukasi ini dapat membantu manajemen rumah sakit menyusun konsep dan memberikan solusi terkait penerapan program Green Hospital.
PPLI tidak hanya memberikan edukasi di Jawa Barat, tetapi pada 20 November lalu, mereka juga memberikan edukasi serupa kepada pengelola fasilitas layanan kesehatan di Provinsi Banten, khususnya Tangerang. Dalam kegiatan ini, PPLI berharap para pengelola dapat memanfaatkan fasilitas perusahaan yang dikenal memiliki teknologi ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah B3, termasuk limbah medis.
Muhammad Yusuf Firdaus, Technical Support Manager PPLI, menegaskan bahwa teknologi yang dimiliki memungkinkan perusahaan menerapkan ekonomi sirkular. Limbah B3 yang diolah dapat dimanfaatkan kembali sebagai energi terbarukan.
Dody Choeruddin, narasumber PPLI lainnya, menjelaskan komitmen perusahaan yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh perusahaan pengolah limbah B3 asal Jepang, DOWA Ecosystem Co.Ltd. PPLI konsisten dalam pelestarian dan penyelamatan lingkungan dari bahaya limbah B3 sejak tahun 1994.
Sejak itu, perusahaan telah menghasilkan Bahan Bakar Substitusi (BBS) untuk mendukung bahan bakar di industri semen, dan pemanfaatan limbah terus dikembangkan, termasuk dalam operasional PPLI sendiri.
Inovasi Terbaru dalam Pengelolaan Limbah B3: PPLI Perkenalkan Insinerator Ramah Lingkungan
Dalam upaya menjelaskan komitmen perusahaan, Manager Humas PPLI, Arum Tri Pusposari, berharap edukasi yang disampaikan dapat meningkatkan pemahaman tentang sanitasi lingkungan rumah sakit di era teknologi 5.0. PPLI tidak hanya memberikan edukasi di Jawa Barat, tetapi juga aktif di Provinsi Banten, khususnya Tangerang, dengan harapan para pengelola fasilitas kesehatan dapat memanfaatkan teknologi ramah lingkungan perusahaan.
Technical Support Manager PPLI, Muhammad Yusuf Firdaus, menegaskan bahwa teknologi mereka mendukung konsep ekonomi sirkular dengan memanfaatkan kembali limbah B3 sebagai energi terbarukan. Kesimpulannya, PPLI, sejak hadir di Indonesia pada tahun 1994, terus berkomitmen pada pelestarian lingkungan dan penyelamatan dari bahaya limbah B3.
Dengan inovasi terbarunya, perusahaan membuktikan bahwa mereka bukan hanya pemimpin di industri ini tetapi juga pelopor dalam menjalankan tanggung jawab lingkungan.