Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, mengajukan seruan kepada negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) agar bersatu dalam menghadapi ancaman yang muncul akibat kenaikan permukaan air laut.

Retno Marsudi menyampaikan pesan ini saat menghadiri Breakfast Summit yang membahas Ancaman Eksistensial yang Ditimbulkan oleh Kenaikan Permukaan Air Laut, yang diselenggarakan di tengah Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat.

Menurut Retno Marsudi, ancaman ini bukanlah sesuatu yang abstrak, tetapi sudah sangat nyata dan semakin mendekati kita. Dampaknya sudah mulai terasa di negara-negara kepulauan dan pulau. Bahkan jika upaya membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius berhasil, kenaikan permukaan air laut tetap akan terjadi, begitu yang diungkapkan oleh Retno Marsudi pada Jumat, tanggal 22 September 2023.

Langkah Kritis Menlu RI untuk Atasi Ancaman Air Laut: Pencegahan, Adaptasi, dan Keutuhan Wilayah

Dalam respons terhadap ancaman ini, Menlu Retno mengajukan tiga langkah konkret yang harus diambil oleh negara-negara di seluruh dunia:

Pertama, langkah yang harus menjadi prioritas utama adalah upaya pencegahan dan mitigasi. Retno Marsudi menekankan pentingnya tindakan ini dalam menghentikan kenaikan permukaan laut yang terus berlangsung.

Retno juga mengajak negara-negara untuk memenuhi komitmen global mereka dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan melambatkan perubahan iklim.

Kedua, upaya adaptasi terhadap dampak perubahan iklim harus menjadi fokus. Menurut Retno, sangat penting untuk memastikan bahwa negara-negara pesisir dan komunitas nelayan memiliki ketahanan yang cukup untuk menghadapi dampak perubahan iklim, terutama dalam melindungi mata pencaharian mereka.

Indonesia siap untuk berkolaborasi dalam berbagai aspek adaptasi, termasuk dalam bidang pembiayaan inovatif, pengembangan kapasitas, dan bantuan teknis.