Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, akhirnya angkat bicara mengenai proyek LRT Jabodebek yang hingga saat ini belum mencapai Kota Bogor.
Dalam acara Sewindu PSN di Jakarta, Kamis (27/7/2023), Bima Arya menyatakan bahwa penundaan proyek ini bukanlah tanggung jawab Pemerintah Kota Bogor, melainkan sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
Meskipun Pemkot Bogor telah siap mendukung proyek ini dengan menyediakan bus-bus Trans Pakuan, namun keputusan mengenai kelanjutan proyek LRT Jabodebek masih berada di tangan kementerian dan pemerintah pusat.
Wali Kota Bima Arya Sugiarto Bongkar Penyebab Penundaan Proyek LRT Jabodebek yang Belum Sampai ke Kota Bogor
Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, akhirnya mengemukakan pendapatnya mengenai proyek LRT Jabodebek yang belum mencapai Kota Bogor. Saat ini, proyek LRT Jabodebek baru terhubung dari Jakarta ke Bekasi dan Depok.
Bima Arya menyatakan bahwa hal ini merupakan wewenang Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor masih menunggu kelanjutan proyek LRT Jabodebek hingga mencapai Kota Bogor.
“Penundaannya bukan karena Wali Kota, tetapi dari pihak pusat yang mengalami penundaan. Sebenarnya, kami berharap proyek ini sudah sampai ke Bogor sejak tahun lalu,” ungkap Bima Arya saat ditemui dalam acara Sewindu PSN di Jakarta, pada Kamis (27/7/2023).
Meskipun demikian, Pemkot Bogor telah mempersiapkan segala sesuatu untuk mendukung proyek LRT Jabodebek. Mereka telah menyiapkan bus-bus Trans Pakuan sebagai sarana untuk mengantarkan penumpang ke berbagai daerah di Bogor.
“Jadi, kami sedang dalam kondisi menunggu, keputusan ada di kementerian dan pemerintah pusat,” tegas Bima Arya.
Masalah Keuangan dan Kendala Pembebasan Lahan Jadi Penyebab Utama Tertundanya Proyek LRT Bogor
Selain itu, Bima Arya juga membocorkan bahwa sebelumnya, rencananya stasiun LRT Bogor akan dibangun di dekat Terminal Baranangsiang.
Namun, proyek ini terhambat akibat masalah keuangan. Menurut Bima Arya, diperlukan dana sebesar Rp 10 triliun untuk menghubungkan Stasiun LRT Harjamukti di Depok dengan Stasiun LRT Bogor di Baranangsiang.
“Masalahnya adalah pembebasan lahan dan pembiayaan yang memerlukan dana sekitar Rp 2 triliun,” ujarnya.
Saat ini, bagi penumpang LRT Jabodebek yang ingin menuju Kota Bogor, mereka dapat transit di Stasiun Harjamukti. Dari sana, Pemkot Bogor telah menyediakan bus Trans Pakuan yang akan mengantar penumpang ke Kota Bogor.
“Kami juga telah menyiapkan unit khusus dari Trans Pakuan yang terhubung ke Depok Harjamukti untuk menyambut kedatangan kereta LRT Jabodebek. Namun, karena keretanya belum datang, sementara ini kita sudah menggantinya dengan bus Trans Pakuan yang telah beroperasi sejak tanggal 24 Juli,” jelas Bima Arya.
Proyek LRT Jabodebek di Kota Bogor Masih Tertunda, Wali Kota Bima Arya Sugiarto Buka Suara
Proyek LRT Jabodebek yang dinantikan oleh warga Kota Bogor hingga kini masih belum terealisasi sepenuhnya. Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, menegaskan bahwa penundaan proyek ini bukan disebabkan oleh Pemerintah Kota Bogor, melainkan menjadi tanggung jawab penuh Pemerintah Pusat.
Dalam acara Sewindu PSN di Jakarta, Bima Arya menjelaskan bahwa Pemkot Bogor telah melakukan persiapan dengan menyediakan bus Trans Pakuan sebagai alternatif sementara untuk mengantarkan penumpang ke berbagai daerah di Bogor.
Namun, pembangunan stasiun LRT Bogor terhambat karena masalah keuangan yang memerlukan dana sebesar Rp 10 triliun untuk menghubungkan Stasiun LRT Harjamukti di Depok dengan Stasiun LRT Bogor di Baranangsiang. Pembebasan lahan dan pembiayaan proyek menjadi kendala utama yang harus diatasi.
Hingga saat ini, penumpang LRT Jabodebek yang ingin menuju Kota Bogor dapat menggunakan transit di Stasiun Harjamukti dan kemudian dilanjutkan dengan bus Trans Pakuan.
Meskipun proyek LRT Jabodebek di Kota Bogor masih tertunda, warga Kota Bogor tetap berharap agar proyek ini dapat segera direalisasikan untuk meningkatkan konektivitas dan pelayanan transportasi bagi masyarakat.