Sidoarjo, Memo
Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo mencapai titik krusial pada Senin, 6 Oktober 2025, menandai hari kedelapan upaya evakuasi.
Baca Juga: UNM dan Polisi Perkuat Penjagaan Usut Dugaan Bentrokan Mahasiswa di Parangtambung
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) selaku Koordinator SAR, mengumumkan hasil akhir yang memilukan: total 169 korban berhasil dievakuasi, dengan 64 orang dinyatakan meninggal dunia dan 104 orang berhasil diselamatkan.
Bencana yang terjadi secara mendadak pada 29 September saat para santri sedang melaksanakan salat tersebut, kini telah dikategorikan sebagai bencana nasional atas instruksi Presiden, memaksa tim gabungan dari 65 instansi bekerja ekstra keras di tengah tantangan struktur runtuhan yang ekstrem.
Analisis Keruntuhan dan Strategi Cut and Pick Up
Bencana ini segera dideklarasikan sebagai kasus darurat yang luar biasa. Basarnas, yang dalam operasi ini bersinergi dengan BNPB, TNI, Polri, dan BPBD, menjelaskan bahwa kompleksitas reruntuhan menjadi tantangan utama.
Bangunan empat lantai tersebut mengalami keruntuhan total, di mana semua lantai “benar-benar menyatu,” sehingga tim menyatakan jenis reruntuhannya sebagai “pancake collapse”.
Baca Juga: Pemerintah Basmi Tambang Ilegal di Halimun Salak, Petugas Gugur Sebagai Pahlawan Konservasi
Menghadapi struktur yang rumit dan padat tersebut, pengambilan keputusan tidak dilakukan secara gegabah. Kepala Basarnas menegaskan bahwa tindakan mereka mengacu pada standar internasional: “Apapun yang kita lakukan ini termonitor di internasional,” ujarnya, merujuk pada keanggotaan Indonesia di International Search and Rescue (Insarak).
Oleh karena itu, langkah yang diambil harus mengikuti “Insarak guidelines,” dan bukan sekadar menuruti desakan publik untuk bertindak cepat.
Strategi yang digunakan adalah membuat lubang akses dari bawah ke atas dan menggunakan alat berat terpilih. Operasi ini secara hati-hati menerapkan metode “cut and pick up,” yakni memotong bagian struktur reruntuhan yang masih terkoneksi dengan bangunan di sebelahnya, lalu mengangkatnya dengan aman.












