Hal seirama dikatakan oleh Direktur Digital dan Tehnologi Info BRI Arga M. Nugraha jika ditengah-tengah peralihan sikap customer karena ada digitalisasi dan tehnologi info yang berkembang cepat sekali, BRI terus lakukan transformasi dengan tempatkan nasabah sebagai faktor penting.
BRI mengaplikasikan ide hybrid bank dalam pembaruan usaha proses, pengembangan mode usaha, dan tata urus jaringan kerja yang memadankan digital capabilities, physical network dan service financial advisor. “Harmonisasi ke-3 nya kami yakin sanggup mendatangkan service perbankan yang lebih efisien, efektif dan terpadu sama sesuai journey konsumen dan warga Indonesia. Ini seirama dengan loyalitas BRI untuk menyiapkan service perbankan yang cepat, gampang dan aman untuk warga”, kata Arga memperjelas.
Kesuksesan Transformasi Digital Walau Didera Rintangan
Dalam pada itu, Pemerhati Perbankan Rico Usthavia Frans menyebutkan perjalanan transformasi BRI dilaksanakan secara baik dengan bertahap. Dirinya menghargai perjalanan transformasi digital BRI yang berjalan lancar walau didera beragam rintangan.
“Digital leadership dan digital culture ini benar-benar dibutuhkan ganti mengganti paradigma. Dan ini yang sudah dilaksanakan BRI di atas (leader) dan didiskusikan ke bawah, dua-duanya (Digital leadership dan digital) harus diperkembangkan bersama,” jelas Rico.
Kesuksesan alih bentuk digital BRI juga berimplikasi positif pada performa keuangan BRI. Bank komersil paling tua di Indonesia itu mencatat keuntungan bersih Rp12,22 triliun atau tumbuh 78,13% Year on Year (YoY) pada kwartal I-2022. Adapun perkembangan asset BRI capai 8,99% yoy jadi Rp1.650,28 triliun per akhir Maret 2022.
Sebagai backbone usaha khusus, BRI terus pertajam konsentrasi pada bidang UMKM. Ini bisa disaksikan dari pembagian credit UMKM yang tetap bergerak naik jadi 83,95% pada kwartal I-2022. Adapun keseluruhan pendistribusian credit BRI juga tumbuh 7,43% secara tahunan jadi sejumlah Rp1.075,93 triliun. Prosentase perkembangan itu semakin tinggi dibanding dengan industri perbankan nasional yang sejumlah 6,65%