NGANJUK,MEMO.CO.ID –
Nasib buruk dialami para kaum agraris ( petani,red) di Desa Tirtobinangun Kecamatan Patianrowo,Nganjuk. Sudah dua musim tanam padi mengalami gagal panen. Puluhan hektar tanaman padi terkena serangan hama sundep. Dengan kondisi itu, petani menanggung kerugian cukup besar.
Karena tidak ada usaha lain, dimusin tanam ketiga kali ini para petani belum kapok tetap menanam padi. Umur padi rata rata baru 17 hari.
Ditanya harapan seperti dikatakan Karsono salah satu petani asal Dusun Doyok Desa Tirtobinangun di musim tanam ketiga ini mudah mudahan terbebas dari serangan hama wereng.
” Momok yang menakutkan bagi petani adalah gagal panen, pupuk langka, harga gabah anjlok,minimnya sosialisasi seputar program pemerintah,” keluh Karsono.
Keluhan Karsono seperti itu menurut Rahman salah satu Staf Ditjen Pembiayaan Prasarana Pertanian di Kementrian RI memang faktanya seperti itu.
Lebih lebih masih dikatakan Rahman soal sosialisasi program pemerintah sering lamban nyampek petani. ” Kalau dari pusat lebih awal melakukan sosialisasi diteruskan sampai dinas kabupaten kota. Gendalanya sering terjadi ditingkat PPL,” ujarnya saat melaksanakan kunjungan kerja selama dua hari di Dusun Kedunglawe Desa Tirtobinangun Kecamatan Patianrowo.
Semestinya petani sudah tahu program pemerintah yang terkait subsidi gagal panen yang tercover melalui program asuransi usaha tani padi.
Untuk menerima subsidi gagal panen lebih jauh dikatakan Rahman petani harus menjadi anggota asuransi terlebih dahulu. Kwajiban petani hanya membayar uang premi sekali selama satu musim tanam. Besaran preminya dalam per hekatarnya petani bayar premi ke PT Jasindo sebesar Rp 36 ribu.
” Jika saat menjelang panen kondisi tanaman padi mengalami rusak sampai 75% ,maka petani berhak mengclaim ke pihak asuransi. Dan ketika disurvey kondisinya masuk katagori gagal panen maka pihak asuransi wajib mencairkan dana subsidi gagal panen sebesar Rp 6 juta,” paparnya.
Ditanya mekanisme syarat menjadi anggota asuransi dijelaskan oleh dia petani harus mengisi formulir yang bisa didapatkan melalui PPL. ” Isian dalam formulir tadi oleh PPL dikirim ke dinas pertanian” tuturnya.
Sekedar diketahui agenda kunker Ditjen Pembiayaan Prasarana Pertanian dari Kementrian RI di Desa Tirtobinangun adalah dalam rangka percepatan pengolahan lahan dan percepatan tanam padi.
Pasalnya dari hasil survey , swasembada pangan di Kabupaten Nganjuk belum memenuhi target. Maka dari itu untuk mencapai itu satu satunya upaya dengan merealisasikan percepatan pengolahan lahan dan tanam padi.
” Pada tanggal 20 juni mendatang di Desa Tirtobinangun akan dilaksanakan tanam padi serentak.Karena pada bulan mei ini di Kabupaten Nganjuk belum memenuhi target untuk percepatan pengolahan lahan dan tanam padi. Prosentasenya baru mencapai 66% dari target 34 ribu hektar,” pungkasnya.
Terpisah dikatakan Sukamto salah satu tokoh masyarakat di Desa Tirtobinangun untuk memaksimalkan hasil panen petani maka perlu adanya peningkatan sarana pertanian.
” Sudah beberapa hari ini masyarakat petani gotong royong membuat saluran irigasi sawah. Sebelumnya telah membuat bendungan secara mandiri dan mudah mudahan bisa membantu mensejahterakan petani juga membantu program pemerintah yaitu swasembada pangan,” pungkasnya. (adi)