Puasa Ramadan 2024 menjadi momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bagi para penderita Gastroesophageal reflux disease (GERD), persiapan khusus diperlukan agar ibadah puasa dapat dilaksanakan dengan nyaman dan aman.
Dalam menghadapi tantangan GERD saat berpuasa, langkah-langkah yang tepat perlu dipahami agar penyakit ini tidak mengganggu ibadah.
Berpuasa Ramadan Tanpa Gangguan Asam Lambung
Dekati Bulan Suci Ramadan 1445 atau Ramadan 2024, umat Muslim di seluruh dunia mulai menyiapkan diri untuk menjalani ibadah puasa, di mana mereka menahan diri dari makanan, minuman, dan hawa nafsu dari fajar hingga senja.
Seseorang yang memiliki penyakit asam lambung, yang dikenal sebagai Gastroesophageal reflux disease (GERD), harus mempersiapkan diri secara khusus sebelum memulai ibadah puasa. Ini karena GERD seringkali kambuh, terutama saat seseorang telat makan.
Banyak yang berpendapat bahwa penderita GERD sebaiknya tidak berpuasa untuk menghindari risiko kambuhnya penyakit ini. Namun, sebagian lainnya percaya bahwa puasa bisa menjadi cara untuk menyembuhkan GERD.
Terkait hal ini, muncul pertanyaan apakah penderita GERD sebaiknya berpuasa ataukah puasa justru dapat menyembuhkan penyakit tersebut?
GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan karena produksi asam lambung yang berlebihan. Salah satu penyebab GERD adalah melemahnya katup di bagian bawah kerongkongan, yang dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada.
Ada beberapa faktor yang dapat memicu GERD, termasuk stres atau gangguan pikiran. Dr. Aru Ariadno, seorang spesialis penyakit dalam yang juga konsultan Gastroenterohepatologi, menjelaskan bahwa puasa Ramadan dapat membantu proses penyembuhan GERD karena mendorong seseorang untuk mengendalikan pikiran mereka selama berpuasa.
Dia mengatakan bahwa sebagian besar kasus gangguan asam lambung disebabkan oleh gangguan pikiran atau dispepsia fungsional, bukan karena kelainan organik. Dengan berpuasa, seseorang melatih otak dan pikiran mereka untuk menjadi lebih baik dalam menahan diri, sehingga gejala asam lambung dapat berkurang bahkan sembuh.
Mengatasi GERD saat Ibadah Puasa Ramadan 2024
Dr. Aru menyarankan agar umat Muslim yang memiliki riwayat penyakit GERD tetap berpuasa, tetapi juga disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai ibadah puasa.
Dia menekankan bahwa penderita GERD sebaiknya merencanakan pola makan selama bulan Ramadan dengan baik, termasuk menghindari makanan atau minuman tertentu. Saat sahur, disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi serat dan menghindari kopi, makanan pedas, ketan, dan tape. Saat berbuka, disarankan untuk menghindari makanan asam, terlalu pedas, soda, dan kopi.
Menurut dr. Aru, penderita GERD harus mengonsumsi makanan berserat tinggi dan cukup protein saat sahur, sambil menghindari karbohidrat tinggi. Saat berbuka, disarankan untuk memulai dengan makanan manis seperti kurma atau teh manis, dan menghindari makanan berlebihan untuk menghindari ketidaknyamanan pada perut.
Berikut adalah daftar makanan yang sebaiknya dihindari oleh penderita GERD selama bulan Ramadan:
- Makanan pedas
- Makanan asam
- Makanan bersantan
- Kopi
- Ketan
- Tape
- Soda
Mengatasi GERD saat Puasa Ramadan: Tips dan Panduan Penting
Dari penjelasan yang disampaikan oleh dr. Aru Ariadno, dapat disimpulkan bahwa penderita GERD sebenarnya bisa saja berpuasa selama Ramadan. Bahkan, puasa dapat membantu dalam proses penyembuhan penyakit ini.
Puasa membantu mengendalikan pikiran dan memperbaiki kondisi gangguan asam lambung yang seringkali disebabkan oleh gangguan pikiran atau stres. Namun, perlu dicatat bahwa setiap individu memiliki kondisi kesehatan yang unik, dan berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai ibadah puasa sangatlah penting.
Dokter dapat memberikan saran yang sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing penderita GERD, termasuk rencana diet yang tepat selama bulan Ramadan. Dengan begitu, penderita GERD dapat menjalani ibadah puasa dengan nyaman dan tetap menjaga kesehatan mereka.