Efek kemiringan Bumi terasa sangat kuat di daerah kutub. Saat solstis, Matahari tidak terbenam sepanjang hari di Kutub Selatan dan sama sekali tidak terbit di Kutub Utara.
Puncak Solstis: Pengaruhnya Terhadap Rotasi Bumi dan Langit Malam
Menurut jadwal dari ORPA BRIN, solstis akan terjadi pada Jumat (22/12) pukul 04.48 WIB atau 05.48 WITA atau 06.48 WIT.
Duo Jupiter dan Bulan Dari perspektif belahan Bumi utara, Matahari berada pada posisi terendah di langit saat solstis Desember. Hal ini membuat Bulan terlihat tinggi di langit selama musim dingin di wilayah ini, menciptakan kesempatan menarik untuk mengamati langit.
Saat titik balik Matahari, bulan akan bersinar di sebelah kanan Jupiter. Planet terbesar di Tata Surya ini akan menjadi planet yang paling terang di langit malam itu.
Untuk melihat keduanya bersinar bersama, Anda bisa menggunakan teropong atau teleskop kecil yang baik.
Jika Anda melewatinya, ada kesempatan kedua pada hari berikutnya saat Bulan berpindah ke sebelah kiri Jupiter.
Momen yang sama juga merupakan H-1 puncak hujan meteor Ursid, salah satu hujan meteor utama, pada Sabtu (23/12). BRIN menyatakan bahwa frekuensinya bisa mencapai tiga meteor per jam jika dilihat dari Sabang, Aceh.
Namun, masalahnya adalah cahaya Bulan yang terang mendekati purnama diperkirakan akan menghalangi cahaya dari hujan meteor tersebut.
Menurut jadwal BRIN, Jumat (22/12) adalah hari menjelang purnama, berada di tengah-tengah antara Perbani Awal (setengah Bulan) pada 20 Desember pukul 01.39 WIB dan Bulan Purnama pada 27 Desember pukul 07.33 WIB.
Pergantian Musim dan Keindahan Langit: Fenomena Solstis dan Kedatangan Jupiter-Bulan yang Mengagumkan
Selain itu, momen solstis ini menarik perhatian para pecinta astronomi karena memunculkan kesempatan unik untuk mengamati langit dengan lebih mendalam. ORPA BRIN memberikan informasi tentang jadwal solstis ini, memberikan wawasan bagi mereka yang ingin memperluas pengetahuan tentang fenomena alam yang menakjubkan ini.