Apa yang perlu diperhatikan adalah pengaruh angin dalam penyebaran polusi udara. Berdasarkan pengamatan menggunakan Satelit TROPOMI terhadap Total Kolom NO2 (Nitrogen Dioksida), ada indikasi bahwa pencemaran udara juga dapat berasal dari wilayah luar Jakarta, terutama akibat pergerakan angin dari sumber emisi di luar wilayah tersebut.
Meskipun demikian, emisi lokal dari sektor transportasi dan industri, baik di dalam maupun di sekitar Jakarta, juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kondisi kualitas udara di Jakarta.
Temuan dari CREA juga mencatat bahwa emisi dari sejumlah PLTU dapat membawa dampak terhadap kualitas udara di Jakarta, tergantung pada arah dan kecepatan angin, serta faktor atmosfer lainnya. Dengan menggunakan metode meteorologi The Air Pollution Model (TAPM) dan metode penyebaran Calpuff, CREA menunjukkan bahwa emisi dari PLTU ini dapat terbawa hingga ke Jakarta, khususnya pada bulan-bulan tertentu dengan dampak tertinggi terjadi pada bulan Desember hingga April.
Polusi Udara di Jakarta: Penyebab dan Dampaknya Terhadap Kualitas Udara Ibukota
Polusi udara di Jakarta merupakan permasalahan kompleks yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kendaraan bermotor dan industri, khususnya PLTU. Meskipun PLTU memiliki peran dalam pencemaran udara, penelitian menunjukkan bahwa sektor transportasi tetap menjadi penyumbang terbesar terhadap polusi udara di ibu kota.
Selain itu, pergerakan angin juga memiliki dampak signifikan dalam penyebaran polusi lintas batas, sementara emisi lokal juga menjadi kontributor penting. Kesimpulan ini menggarisbawahi kompleksitas masalah polusi udara di Jakarta dan pentingnya tindakan bersama dalam mengatasi dampak negatifnya.