Proyeksi yang lebih pesimistis terjadi di hampir semua sektor, tetapi sektor transportasi dan pesan antar yang dijalankan oleh ojek online mengalami perubahan yang paling signifikan. Pada tahun 2022, Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan nilai bisnis transportasi online dan pesan antar di Indonesia akan mencapai US$ 15 miliar (Rp 238 triliun) pada tahun 2025.
Namun, dalam laporan tahun 2023, proyeksi untuk tahun 2025 dipangkas lebih dari 40 persen, menjadi hanya US$ 9 miliar (Rp 142,8 triliun).
Masa depan yang tidak secerah sebelumnya juga tercermin dari arus investasi yang masuk ke perusahaan teknologi di Indonesia. Pada tahun 2021, investasi ke startup di Indonesia mencapai puncaknya dengan nilai mencapai US$ 9,1 miliar (Rp 144 triliun) dalam 649 kesepakatan pendanaan. Namun, pada tahun 2022, nilai investasi tetap tinggi, yaitu sekitar US$ 5,1 miliar (Rp 80,9 triliun).
Namun, dalam enam bulan pertama tahun ini, investasi yang masuk ke startup di Indonesia menurun tajam. Nilainya bahkan tidak mencapai miliaran dolar, hanya sekitar US$ 400 juta (Rp 6,35 triliun) dalam 100 kesepakatan pendanaan.
Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun sebelumnya, terdapat 302 kesepakatan dengan nilai total mencapai US$ 3,3 miliar (Rp 52,37 triliun).
Meskipun demikian, laporan e-Conomy Sea 2023 masih menyiratkan optimisme. Faktor-faktor seperti inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil dianggap sebagai poin positif. Kehilangan pendapatan dari konsumen yang meninggalkan platform digital karena harga dan biaya yang lebih tinggi, menurut laporan tersebut, diyakini akan tergantikan oleh kehadiran pelanggan yang tetap setia atau yang biasa disebut “sticky” dalam bahasa Inggris.
Tantangan dan Peluang Ekonomi Digital di Indonesia Menurut Laporan e-Conomy Sea 2023
Laporan e-Conomy Sea 2023 menggambarkan situasi ekonomi digital di Indonesia yang menghadapi tantangan serius. Meskipun pandemi memaksa perubahan ke platform digital, pertumbuhan ekonomi digital mengalami perlambatan, terutama dalam sektor transportasi online dan investasi startup.
Meski demikian, ada secercah harapan dengan identifikasi faktor-faktor potensial yang dapat mendorong perkembangan ekonomi digital di masa depan. Bagaimana para pelaku industri merespons perubahan ini dan mengambil manfaat darinya akan menjadi kunci dalam menghadapi dinamika yang terus berkembang dalam ekosistem digital Indonesia.