Harga minyak stabil menjadi pusat perhatian dalam perdagangan baru-baru ini, namun tantangan-tantangan yang terus muncul menguji ketahanannya. Pada Jumat (22/9), harga minyak Brent berjangka ditutup dengan penurunan tipis, sementara minyak mentah WTI AS mengalami kenaikan.
Namun, dalam perspektif mingguan, terlihat penurunan harga yang mencerminkan ketidakpastian di pasar. Mari kita lihat lebih dalam pada apa yang memengaruhi pergerakan harga minyak dalam tiga alinea berikutnya.
Pasar Minyak Dunia Menyaksikan Pergerakan Tanda-Tanya Terbaru
Harga minyak tetap stabil pada perdagangan Jumat (22/9) yang lalu, menurut laporan dari Reuters. Harga Brent berjangka ditutup dengan penurunan sebesar 3 sen menjadi US$93,27 per barel. Walaupun begitu, dalam perspektif mingguan, terjadi penurunan sebesar 0,3 persen selama satu minggu tersebut. Ini menghentikan tren kenaikan harga yang berlangsung selama tiga minggu terakhir.
Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS mengalami kenaikan sebesar 40 sen, atau 0,5 persen, mencapai US$90,03 per barel. Tetapi dalam perspektif mingguan, harga minyak WTI juga mengalami penurunan sebesar 0,3 persen selama seminggu sebelumnya.
Para analis menjelaskan bahwa pergerakan harga minyak yang terjadi pada hari tersebut dipengaruhi oleh berbagai sentimen. Salah satu faktor yang memengaruhi adalah penurunan jumlah rig minyak di AS.
Meskipun demikian, sentimen ini tidak cukup untuk mendorong kenaikan harga minyak. Hal ini disebabkan oleh tekanan yang signifikan yang diberikan oleh aksi ambil untung di pasar, yang telah terjadi selama tiga minggu terakhir.
Harga Minyak Brent Stabil, Tetapi Sentimen Turunkan Euforia Mingguan
Terlebih lagi, situasi pasar semakin dipersulit dengan kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga acuan dan perlambatan ekonomi, yang berpotensi mengurangi permintaan minyak.