Sub-populasi ini mendiami ekosistem atol Ayau di utara Raja Ampat, ekosistem terumbu karang luas di barat laut perairan Raja Ampat, dan ekosistem terumbu karang di tenggara Pulau Misool di selatan Raja Ampat.
Keberadaan struktur meta-populasi mengejutkan para peneliti, karena meskipun pari manta karang dapat berpindah ratusan kilometer, mereka cenderung tetap berada dekat dengan rumah mereka dan jarang bermigrasi antar-wilayah.
Faktor-faktor seperti perairan dalam yang menjadi hambatan alami dan ketersediaan mangsa lokal serta pembersihan habitat di dekatnya dapat menjadi alasan mengapa perilaku ini terjadi.
Edy menyimpulkan bahwa pemahaman terhadap jaringan ini dapat membantu mengidentifikasi habitat penting dan koridor migrasi pari manta karang, yang dapat digunakan dalam upaya konservasi.
Iqbal Herwata dari Konservasi Indonesia menambahkan bahwa temuan ini dapat mendukung pengelolaan kawasan konservasi perairan Raja Ampat. Iqbal merekomendasikan pembentukan tiga unit pengelolaan yang fokus pada masing-masing sub-populasi pari manta karang untuk meningkatkan upaya konservasi.
Pari Manta Karang di Raja Ampat: Temuan Terbaru dan Implikasi untuk Konservasi
Penelitian yang dilakukan antara 2016 dan 2021 di Kepulauan Raja Ampat mengungkapkan bahwa pari manta karang memiliki pola pergerakan yang kompleks. Meskipun memiliki kemampuan untuk berpindah jauh, mereka cenderung tetap dekat dengan habitat utama mereka.
Temuan ini menunjukkan perlunya pendekatan yang tepat dalam upaya konservasi, dengan mengidentifikasi habitat penting dan koridor migrasi bagi pari manta karang. Rekomendasi untuk pembentukan unit pengelolaan yang fokus pada sub-populasi tertentu juga diajukan untuk meningkatkan efektivitas upaya konservasi bagi spesies ini di Raja Ampat.