Example floating
Example floating
Humaniora

Teknologi Kecerdasan Buatan Gantikan Dokter dalam Layanan Kesehatan

×

Teknologi Kecerdasan Buatan Gantikan Dokter dalam Layanan Kesehatan

Sebarkan artikel ini
Teknologi Kecerdasan Buatan Gantikan Dokter dalam Layanan Kesehatan
Teknologi Kecerdasan Buatan Gantikan Dokter dalam Layanan Kesehatan
Example 468x60

Jakarta, Memo |

Teknologi Kecerdasan Buatan Gantikan Dokter dalam Layanan Kesehatan. Indonesia bakal terapkan teknologi AI ( Artificial Intelligence ) untuk layanan kesehatan . Dengan teknologi AI ini, peran dokter semakin berkurang. Sebab, layanan akan bisa diambil alih teknologi dengan menerapkan Artificial Intelligence. Pemanfaatkan teknologi AI atau kecerdasan buatan, sudah mendesak diterapkan dalam dunia kesehatan.

Presiden Jokowi mengingatkan jajarannya penggunaan teknologi mutakhir pada sektor kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Menurut dia, konsep healthtech akan semakin berkembang. Jokowi ingin pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk mendiagnosis, pengobatan, hingga operasi.

“Kita juga harus mengantisipasi teknologi di dunia kesehatan, ini juga hati-hati di dunia kesehatan, healthtech, akan berkembang dengan pesatnya lebih dari sekadar pemeriksaan atau konsultasi medis jarak jauh,” kata Jokowi saat membuka Musrenbangnas 2021 Kementerian Bappenas, Selasa (4/5/2021).

“Tapi juga pemanfaatan Artificial Intelligence untuk diagnosis, untuk pelaksaanaan pengobatan, untuk precision medicine, hingga tindakan operasi jarak jauh, segera ini akan dilakukan dimanapun,” tambah dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan bahwa perencanaan pembangunan harus memerhatikan penggunaan IPTEK, kecepatan, ketepatan dan efisiensi. Menurut dia, langkah itu merupakan hal penting agar Indonesia bisa bersaing dalam ranah global.

Jokowi juga ingin Indonesia memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi. “Menghadapi kompetisi dunia yang makin ketat, maka kecepatan, ketepatan, dan efisiensi adalah fondasi penting untuk kita bisa bersaing. Para perencana harus mempertimbangkan betul-betul perkembangan IPTEK. Harus itu. Dan kita juga harus jadi bagian produsen teknologi itu sendiri. Kita harus memperoleh manfaat maksimal dari perkembangan teknologi,” tuturnya.

Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat dan menjelang dimulainya konektivitas 5G, Jokowi tidak ingin Indonesia hanya menjadi pengguna saja. Ia ingin bangsa ini menjadi produsen teknolog yang handal dan mampu bersaing dalam ranah global.

Selain itu, perkembangan teknologi harus diarahkan ke arah kewirausahaan agar membuka lapangan kerja baru.

“Dalam perkembangan teknologi yang sangat cepat apalagi akan dimulainya konektivitas digital 5G, hati-hati kita jangan hanya jadi pengguna. Kita jangan hanya menjadi smart digital user, tetapi kita harus mampu mencetak smart digital specialist, mencetak para teknolog yang handal yang mampu bersaing, kompetitif dan harus mengembangkan smart digital preneur yang mengembangkan kewiraushaan dan membuka lapangan kerja di dalam negeri,” terang Jokowi.

Dengan adanya teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin maju dan pesat, sudah waktunya Indonesia menerapkan Teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence, untuk menggantikan peran Dokter dalam Layanan Kesehatan masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.