“Menjadi anak muda itu harus berani bermimpi, seperti saya yang bermimpi jadi orang kaya, dan akhirnya bisa mewujudkannya. Dulu saya pernah bermimpi menjadi orang kaya, meskipun saat itu masih gembel, dan ini pun berlaku untuk kakak Regina, sahabat saya yang kini sedang mencalonkan diri menjadi Wakil Wali Kota Kediri,” katanya.
Persaingan Keras Bunda Fey Vs Vinanda, Libatkan Oknum Penegak Hukum
Pilkada di Kota Kediri tahun ini, berjalan cukup keras. Meskipun tidak terekspose ke khalayak publik, jelang pelaksanaan Pilkada, mulai proses dukungan partai politik hingga berproses di KPU Kota Kediri, berjalan dinamis serta dramatis.
Bahkan, proses serta dinamikanya, melibatkan aparat penegak hukum, hingga PJ Walikota Kediri Zanariyah, menghentikan penggunaan anggaran yang seharusnya bisa terserap ke masyarakat.
Satu disi, langkah tegas PJ Walikota Kediri Zanariyah, banyak mendapat apresiasi dari kelompok masyarakat, karena menghindari konflik yang diakibatkan oleh oknum oknum tertentu. Sisi lain, penghentian program tersebut disesalkan warga kota Kediri, yang tidak lagi merasakan program pemerintah, di penghujung tahun 2024 .
Dua calon Walikota Kediri, yakni Bunda Fey dan Vinanda, sama sama memiliki kans untuk menang. Bunda Fey, didukung Partai Nasdem dan PAN. Sedang Vinanda, didukung Partai Demokrat, PDI Perjuangan, Partai Golkar, PKS, Gerindra, Hanura, PSI dan Hanura.
Sayangnya, sejak pertama, dukungan terhadap pasangan calon Walikota Kediri, diwarnai aksi tebar ancaman yang dilakukan oleh oknum penegak hukum. Intervensi ancaman tersebut berupa dugaan tindak pidana korupsi, di semua organisasi perangkat daerah ( OPD ), baik di dinas dan kantor lembaga maupun di sekretariat Pemkot Kediri.
Intervensi yang dilakukan oleh oknum aparat penegak hukum, dengan cara tebar ancaman bongkar semua dugaan korupsi anggaran di semua OPD Pemkot Kediri, tercium oleh DPR RI. Melalui Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Achmad Sakroni, campur tangan dengan tebar ancaman tersebut disayangkan oleh Komisi III DPR RI.