“Kami pastikan tidak akan ada lagi kesalahpahaman antara kompi kami dengan masyarakat. Kejadian kemarin menjadi pelajaran bagi semua pihak,” tambahnya.
Dia juga menyebut bahwa pelaku penganiayaan saat ini telah ditahan di sel Denpom IV/4 Surakarta.
“Para pelaku sudah ditahan di sel Denpom. Proses hukum akan terus berlanjut,” ungkapnya.
Wiweko, Dandim 0724/Boyolali, menyatakan bahwa dia akan memobilisasi jajarannya untuk memperbaiki rumah kayu milik Andono yang mengalami kerusakan pada bagian atap.
“Nanti kami akan melaksanakan kerja bakti untuk memperbaiki rumah Mas Slamet yang katanya bocor. Yang pasti, tidak akan ada sekat dan konflik antara TNI dengan masyarakat,” ucap Dandim.
Sebelumnya, sejumlah relawan Ganjar-Mahfud mengalami penganiayaan oleh anggota TNI Yonif 408 di Boyolali ketika sedang melakukan konvoi kampanye. Kejadian tersebut dipicu oleh kebisingan knalpot brong yang digunakan oleh relawan Ganjar, yang dianggap mengganggu di kawasan militer Asrama Yonif 408.
Harapan Rekonsiliasi dan Pemulihan: TNI Berkomitmen Memperbaiki Hubungan dengan Masyarakat Boyolali
Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf. Wiweko Wulang Widodo, berkomitmen untuk membantu memperbaiki rumah milik Slamet yang mengalami kerusakan akibat insiden tersebut. Dia menegaskan bahwa tidak akan ada sekat dan konflik yang terus berlanjut antara TNI dan masyarakat.
Tindakan positif ini diharapkan dapat memulihkan hubungan antara kedua belah pihak, sementara proses hukum terus berjalan. Kedatangan Komandan Yonif 408/Subrastha dan Dandim 0724/Boyolali memberikan harapan untuk rekonsiliasi dan pemulihan di tingkat lokal.