“Pemanenan dilakukan dengan menggunakan mesin khusus yang dapat menghasilkan gulungan rumput seperti karpet dengan ketebalan lebih dari 4 sentimeter,” demikian yang ditulis oleh PSSI.
Sebelumnya, warganet telah mengkritik kondisi lapangan di stadion JIS yang terletak di Tanjung Priok, Jakarta Utara setelah dua pertandingan Piala Dunia U-17 2023. Beberapa warganet menilai bahwa rumput di JIS tidak merata, dengan warna yang berbeda antara bagian lapangan yang terang dan gelap. Mereka juga membandingkan kondisi rumput sebelum dan setelah diganti untuk Piala Dunia U-17.
Arya Sinulingga, Anggota Komite Eksekutif (Exco), meminta agar masyarakat melihat langsung kondisi lapangan di stadion daripada hanya melalui televisi.
“Kualitas lapangannya pasti bagus, karena jika tidak bagus, bagaimana mungkin mereka (Inggris) bisa mencetak 10 gol. Terkadang, perbandingan dilakukan antara masa lalu dan sekarang,” ucap Arya.
“Ikadornya, orang seringkali tidak melihat secara langsung. Rumput tidak hanya soal penampilan di televisi, terkadang televisi menampilkan warna yang sangat hijau, tetapi di lapangan tidak begitu,” tambahnya.
Sementara itu, Leonardo Lopez, pelatih Kaledonia Baru, memuji kualitas rumput di JIS. Timnya bahkan sudah merasa nyaman dengan semua fasilitas yang ada di JIS.
“Rumputnya tidak buruk. Bagi kami, itu sudah sangat bagus. Jika kami memiliki lapangan seperti itu di Kaledonia setiap minggu, itu akan sangat baik bagi kami,” ujar Lopez setelah pertandingan melawan Inggris pada tanggal 11 November 2023 lalu.
Evaluasi Positif FIFA atas Kondisi Rumput di JIS untuk Piala Dunia U-17 2023
Secara keseluruhan, Piala Dunia U-17 2023 memperlihatkan evaluasi positif dari FIFA terhadap Jakarta International Stadium (JIS) serta stadion lainnya. FIFA secara tegas menyatakan bahwa JIS telah memenuhi standar internasional setelah uji coba yang memuaskan secara global.
Rumput Zoysia yang digunakan di lapangan juga menjadi sorotan, diakui memiliki kualitas yang baik meskipun dihadapkan pada tantangan cuaca tropis. Meskipun sebelumnya mendapat kritik dari warganet karena perbedaan warna, kepuasan tim-tim yang bertanding dan pandangan positif dari FIFA, serta dukungan dari beberapa pelatih terhadap kualitas rumput JIS menjadi poin penting dalam meninjau ulang persepsi publik terhadap kondisi lapangan tersebut.