“Bener, Bandara Dhoho kalau gak ada kolaborasi dan peran pemerintah daerah setempat yo ra bakal ngadek, josss. Kabeh iku apik gak e wilayah daerah tergantung pemimpin daerah e,” terangnya.
Lebih lanjut, mengacu hasil Debat Publik Kedua Pilkada 2024 melalui unggahan video TikTok @doni.tahu pada Kamis (14/11/2024), menurutnya, perubahan signifikan yang digagas Mas Dhito di periode pertama tidak berjalan mudah.
Pasalnya, kepemimpinan calon bupati petahana itu hanya berjalan selama 3,5 tahun. Pun, 2 tahun di dalamnya terdapat wabah Covid-19 yang melanda, tepatnya pada tahun 2020-2022.
“Banyak orang yang lalai kalau Pak Dhito itu tidak sampai 5 tahun, beliau hanya 3,5 tahun dan di 2 tahun awal karena ada covid,” ungkapnya.
Dia mengungkapkan, kebijakan pemerintahan Mas Dhito di periode pertama telah berjalan sesuai kebutuhan, terutama dalam memfokuskan dana APBD untuk kebutuhan sektor kesehatan selama kurang lebih 2 tahun.
Hal ini menunjukkan jika kepemimpinan cabup berusia 32 tahun tersebut hanya berjalan efektif 1,5 tahun di periode pertama. Meski begitu, @doni.tahu menilai Mas Dhito telah berhasil memaksimalkannya dengan membangun berbagai infrastruktur seperti Jembatan Ngadi dan Jongbiru, serta Pasar Wates.
“Baru setelah 2022-2023 itu fokus untuk pemulihan dan ternyata berhasil menurutku (apalagi) dalam waktu yang sangat tempo bisa membangun. Memang kalau APBD tidak tercover, intinya relasi atau pengalaman Pak Dhito yang berbicara,” ucapnya melalui akun TikTok.