MEMO,Windhoek: Namibia bergemuruh dengan sensasi kuliner dari Minang yang menggoda selera, di mana Sop Buntut dan Daging Kalio menjadi bintangnya.
Acara ‘Indonesian Dinner’ yang berkolaborasi antara KBRI Windhoek dan Silver Spoon Hospitality Academy berhasil menyedot perhatian dan mengundang antusiasme dari berbagai kalangan di Kota Windhoek.
Rasa gurih dan manisnya hidangan khas Indonesia berhasil menghadirkan kenangan indah bagi para peserta yang menyambut gembira kehadiran promosi kuliner dan budaya Indonesia di masa mendatang.
Indonesian Dinner di Namibia, Makan Malam Tak Terlupakan
Semaraknya Acara ‘Indonesian Dinner’ dengan Gurihnya Sop Buntut dan Daging Kalio
Pada Kamis (20/7/2023), di Namibia, terdapat sebuah acara kuliner yang menggoda selera, yakni ‘Indonesian Dinner’, yang menawarkan rasa gurih dari Sop Buntut dan Daging Kalio khas Minang.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara KBRI Windhoek dan Silver Spoon Hospitality Academy, sebuah sekolah kuliner ternama di Namibia.
KBRI Windhoek dan Silver Spoon Academy Menggoyang Lidah Namibia
Acara makan malam ini menjadi bagian dari upaya promosi kuliner Indonesia yang juga sejalan dengan program gastrodiplomasi Indonesia. Dalam hal ini, KBRI Windhoek berusaha memperkenalkan ragam kuliner Indonesia ke kancah internasional.
“Dengan bangga, Indonesian Dinner diselenggarakan sebagai salah satu bentuk promosi kuliner dari KBRI Windhoek dalam rangka program gastrodiplomasi Spice up the World. Kami juga menggelar Indonesian cooking class sebagai bagian dari promosi kuliner di Namibia,” ungkap Wisnu Edi Pratignyo, Duta Besar RI di Windhoek.
Tempat digelarnya acara kuliner tersebut adalah Gedung Silver Spoon Hospitality Academy yang dipadati oleh 41 peserta dari berbagai kalangan di Kota Windhoek. Antusiasme masyarakat untuk ikut serta dalam acara makan malam ini terlihat sangat tinggi.
“Reservasi untuk mengikuti kegiatan sudah penuh terisi. Bahkan, beberapa hari sebelum acara, semua tempat sudah terbooking,” kata Tom Mutavdzic, pendiri sekaligus Direktur Utama Silver Spoon Hospitality Academy.
Para peserta ‘Indonesian Dinner’ berkesempatan menikmati hidangan lezat sebanyak tiga porsi. Diantaranya adalah hidangan pembuka berupa Sekoteng dan Sop Buntut yang menggugah selera.
Selanjutnya, hidangan utama terdiri dari Nasi Kuning, Daging Kalio, Tahu Telor, dan Terong Balado yang memanjakan lidah para peserta. Tidak ketinggalan, sebagai penutup, mereka dimanjakan dengan kesegaran Dadar Gulung dan manisnya Kolak Pisang.
Acara ‘Indonesian Dinner’ ini mendapat sambutan hangat dari para peserta. Salah satu peserta yang merupakan warga Namibia kelahiran Surabaya dan anggota Friends of Indonesia sangat antusias menyambut acara ini.
Bagi mereka, masakan-masakan yang dihidangkan berhasil mengingatkan akan kenangan-kenangan indah ketika tinggal di Indonesia. Mereka pun berharap ada lebih banyak lagi promosi kuliner dan kebudayaan Indonesia yang dapat dinikmati di masa mendatang.
Tidak hanya menikmati hidangan lezat, para peserta juga dihibur oleh musik live dari grup musik Senusa Band. Band tersebut memainkan medley lagu-lagu tradisional Sumatra Utara dan beberapa lagu keroncong Indonesia yang semakin meriahkan suasana.
Inilah potret seru dan meriahnya ‘Indonesian Dinner’, sebuah acara kuliner yang berhasil memukau lidah dan menghadirkan kenangan manis bagi para peserta di Namibia. Semoga acara serupa akan terus digelar untuk memperkenalkan selera kuliner Indonesia di seluruh dunia.
“Gastrodiplomasi Indonesia: Kelezatan Kuliner Memikat Namibia”
Dalam sebuah acara ‘Indonesian Dinner’ yang meriah, KBRI Windhoek dan Silver Spoon Hospitality Academy berhasil menyajikan hidangan khas Indonesia, seperti Sop Buntut dan Daging Kalio, yang mengingatkan peserta akan kenangan indah di Indonesia.
Melalui promosi kuliner ini, Indonesia mampu mengukuhkan posisinya sebagai destinasi kuliner yang tak terlupakan di mata Namibia, sembari memperkuat program gastrodiplomasi ‘Spice up the World’.
Harapan untuk lebih banyak lagi promosi kuliner dan kebudayaan Indonesia di masa depan semakin berkobar di antara peserta yang tak sabar menanti kesempatan berikutnya.