Nilai tukar rupiah terakhir ditutup pada level Rp16.450 per dolar AS pada Jumat (21/6), mengalami pelemahan sebesar 20 poin atau 0,12 persen dari hari sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari pergerakan kurs referensi Bank Indonesia (BI) yang menempatkan rupiah di posisi Rp16.458 per dolar AS pada perdagangan sore.
Pergerakan Mata Uang Asia dan Dampaknya Terhadap Rupiah Hari Ini
Pada hari Jumat, nilai tukar rupiah terakhir berada di level Rp16.450 per dolar AS, mengalami pelemahan sebesar 20 poin atau 0,12 persen dari penutupan hari sebelumnya. Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menunjukkan rupiah berada di posisi Rp16.458 per dolar AS pada perdagangan sore ini.
Di sektor mata uang Asia, pergerakan beragam terjadi. Won Korea Selatan melemah 0,25 persen, peso Filipina turun 0,12 persen, ringgit Malaysia minus 0,13 persen, dolar Singapura stagnan dengan penurunan 0,02 persen, dan yuan China melemah 0,01 persen. Sementara itu, baht Thailand menguat 0,13 persen, rupee India naik 0,13 persen, yen Jepang menguat 0,08 persen, dan dolar Hong Kong menguat 0,02 persen.
Sementara itu, mata uang dari negara maju cenderung melemah. Poundsterling Inggris turun 0,11 persen, dolar Australia turun 0,12 persen, euro Eropa turun 0,21 persen, dan dolar Kanada mengalami penurunan tipis sebesar 0,04 persen. Hanya franc Swiss yang berhasil menguat 0,07 persen.
Menurut analis komoditas dan mata uang, Lukman Leong, pelemahan rupiah terhadap dolar AS terjadi karena ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) tidak akan kembali menaikkan suku bunga. Dia juga menambahkan bahwa dolar AS terus menguat setelah pernyataan hawkish dari pejabat Federal Reserve Minneapolis, Kashkari.
Pergerakan Mata Uang Asia dan Dampaknya Terhadap Nilai Rupiah: Analisis Terkini
Mata uang di kawasan Asia mengalami pergerakan yang beragam. Won Korea Selatan, peso Filipina, ringgit Malaysia, dolar Singapura, dan yuan China menunjukkan kecenderungan melemah, sementara baht Thailand, rupee India, yen Jepang, dan dolar Hong Kong menguat. Di sisi lain, mata uang dari negara maju umumnya melemah, kecuali franc Swiss yang menguat tipis.
Analis komoditas dan mata uang, Lukman Leong, mengaitkan pelemahan rupiah dengan ekspektasi bahwa Bank Indonesia (BI) tidak akan menaikkan suku bunga. Penguatan dolar AS juga dipengaruhi oleh pernyataan hawkish dari pejabat Federal Reserve Minneapolis, Kashkari, yang berdampak pada sentimen pasar global terhadap nilai tukar mata uang.