Beberapa negara yang telah merilis CBDC ke konsumen adalah Bahama, Jamaika, dan Nigeria.
Bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore) pernah mengatakan bahwa uang kertas pada dasarnya tidak cocok dengan ekonomi digital. Pada tahun 2021, MAS memperkirakan permintaan terhadap uang kertas akan terus menurun.
Bank Indonesia juga telah menerbitkan panduan pengembangan CBDC di Indonesia, yang dikenal sebagai rupiah digital.
Menurut BIS, penggunaan CBDC untuk pembayaran lintas batas negara dapat mengurangi biaya dalam pembelian, penyimpanan, dan pengeluaran mata uang asing.
Georgieva menambahkan bahwa ada potensi penggunaan kecerdasan buatan (AI) bersama CBDC untuk menghasilkan skor kredit yang sangat akurat serta memberikan bantuan finansial yang sesuai dengan kebutuhan individu.
Dia menyatakan, “Ini dapat mengembangkan inklusi finansial dengan memberikan skor kredit yang akurat dengan cepat berdasarkan berbagai data. Juga dapat memberikan dukungan yang dipersonalisasi untuk warga yang memiliki tingkat literasi finansial yang rendah.” Georgieva juga menekankan perlunya melindungi data pribadi, menjamin keamanan data, dan menghindari bias.
Masa Depan CBDC: Transformasi Uang Digital dan Peran Signifikan dalam Inklusi Finansial