Chung mengungkapkan, “Kami membagi suara menjadi beberapa komponen yang berbeda, termasuk pelafalan, timbre, nada, dan volume.” Dalam perbandingan sebelum dan sesudah menggunakan teknologi AI, terdapat penambahan bunyi vokal pada kata “twisted” dalam lirik bahasa Inggris, sehingga terdengar lebih alami. Namun, tidak ada perubahan yang dapat dideteksi pada suara penyanyi.
Penggunaan teknologi AI ini didukung oleh kerangka Analisis dan Sintesis Neural (NANSY) yang dikembangkan oleh Supertone, sehingga lagu tersebut terdengar lebih alami daripada jika menggunakan perangkat lunak non-AI, ujar Choi Hee-doo, chief operating officer di Supertone.
Sebelumnya, Hybe telah mengumumkan akuisisi Supertone dengan nilai 45 miliar won pada Januari lalu. Perusahaan ini berencana untuk membuat beberapa teknologi AI yang digunakan dalam lagu MIDNATT dapat diakses oleh pencipta dan publik, namun belum ada kepastian apakah akan dikenakan biaya atau tidak.
Keajaiban Teknologi AI: Suara Penyanyi Korea Selatan Berkolaborasi dalam Enam Bahasa!
Dengan kesuksesan yang diraih oleh Hybe dalam menciptakan lagu multibahasa berkat teknologi AI, industri musik dapat diharapkan akan semakin mengeksplorasi potensi dan kemungkinan dari kecerdasan buatan dalam penciptaan musik masa depan.
Semakin berkembangnya teknologi AI, mungkin akan ada lebih banyak lagu multibahasa dan musik-musik inovatif lainnya yang akan memperkaya dunia hiburan.
Era baru bagi industri musik telah tiba, dan AI berada di garis depan dalam mengukir tren dan menghadirkan lagu-lagu yang unik dan mencerminkan keanekaragaman budaya di seluruh dunia.