Meskipun proyek tol era Jokowi sering mendapat kritik, termasuk dari Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, namun Meirijal tetap menegaskan manfaat positif yang dihasilkan oleh pembangunan tersebut. Anies sendiri lebih memilih untuk mengkritik pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, menganggap lebih baik memprioritaskan transportasi umum berupa kereta double track daripada membangun tol.
Anies berpendapat bahwa kereta api adalah sarana transportasi yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Selain lebih ekonomis, kereta api juga dapat menciptakan ruang bersama untuk para penumpang.
“Dengan naik kereta api, kita dapat belajar untuk berbagi ruang. Di dalam kereta api, orang kaya dan miskin duduk setara bersama,” ujar Anies saat berdialog kebangsaan di Universitas Malahayati, Kota Bandarlampung, pada Kamis (7/12).
Pentingnya Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dalam Perspektif DJKN: Memudahkan Akses Wisata dan Dorong Perekonomian Rakyat
Dalam kesimpulan, Meirijal menegaskan bahwa pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera tidak hanya mengurangi waktu tempuh antarwilayah, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang nyata. Contoh kasus Palembang-Lampung yang dulunya memakan waktu 10-11 jam, kini hanya 2-3 jam berkat JTTS, telah menghasilkan peningkatan permintaan oleh-oleh dari Lampung oleh para wisatawan Palembang.
Hal ini bukan hanya mengurangi logistic cost tetapi juga memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan regional. Meirijal menunjukkan bahwa infrastruktur yang terbangun merupakan kunci untuk mencapai tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan pemerataan ekonomi.