Example floating
Example floating
Home

Rahasia Sukses Tol Trans Sumatera: Mengubah Wisata dan Ekonomi!

Avatar
×

Rahasia Sukses Tol Trans Sumatera: Mengubah Wisata dan Ekonomi!

Sebarkan artikel ini
Rahasia Sukses Tol Trans Sumatera: Mengubah Wisata dan Ekonomi!
Rahasia Sukses Tol Trans Sumatera: Mengubah Wisata dan Ekonomi!
Example 468x60

MEMO

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan menjelaskan signifikansi pembangunan infrastruktur di era Presiden Joko Widodo, khususnya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Dalam konteks ini, Direktur Kekayaan Negara DJKN, Meirijal Nur, menyoroti dampak positif yang melibatkan konektivitas produksi, akses wisata, penciptaan lapangan kerja, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

DJKN Bongkar Manfaat Luar Biasa Jalan Tol Trans Sumatera

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan turut memberikan penjelasan mengenai manfaat pembangunan jalan tol di era pemerintahan Presiden Joko Widodo, khususnya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), dengan cara yang lebih sederhana.

Pada awalnya, Meirijal Nur, Direktur Kekayaan Negara DJKN Kemenkeu, menguraikan strategi pembangunan infrastruktur Indonesia dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

Dalam penjelasannya, Meirijal juga menyampaikan dampak positif dari pembangunan infrastruktur di Indonesia, seperti menghubungkan kawasan produksi dengan distribusi, mempermudah akses ke kawasan wisata, menciptakan lapangan kerja baru, dan mempercepat peningkatan nilai tambah perekonomian masyarakat.

“Sebagai contoh, sebelum adanya tol, perjalanan dari Palembang ke Lampung memakan waktu 10 hingga 11 jam dengan risiko keamanan yang tinggi. Namun, dengan hadirnya Tol Trans Sumatra, perjalanan tersebut dapat ditempuh dalam 2 hingga 3 jam. Ini adalah contoh yang nyata dari dampak positifnya,” ungkap Meirijal dalam Media Briefing di Aula DJKN, Jakarta Pusat, Jumat (8/12).

Dorong Pariwisata dan Perekonomian: Jembatan Keemasan di RPJMN

Ia juga menyoroti peningkatan permintaan oleh-oleh dari Lampung oleh para wisatawan Palembang. Bahkan, Meirijal mencatat ada waktu di mana turis Palembang habis memborong pisang Lampung.

“Jadi, ada peningkatan nilai tambah ekonomi di sana. Ini mencakup biaya logistik dan pertumbuhan regional sebagai hasil dari infrastruktur yang terbangun. Hal ini sesuai dengan tujuan RPJMN kita dan upaya untuk meratakan perekonomian,” tambahnya.

Baca Juga  Jakarta Kehausan! Waduk Karian Harus Mengalir Sebelum 2030

Meskipun proyek tol era Jokowi sering mendapat kritik, termasuk dari Anies Baswedan, calon presiden nomor urut 1, namun Meirijal tetap menegaskan manfaat positif yang dihasilkan oleh pembangunan tersebut. Anies sendiri lebih memilih untuk mengkritik pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, menganggap lebih baik memprioritaskan transportasi umum berupa kereta double track daripada membangun tol.

Anies berpendapat bahwa kereta api adalah sarana transportasi yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. Selain lebih ekonomis, kereta api juga dapat menciptakan ruang bersama untuk para penumpang.

“Dengan naik kereta api, kita dapat belajar untuk berbagi ruang. Di dalam kereta api, orang kaya dan miskin duduk setara bersama,” ujar Anies saat berdialog kebangsaan di Universitas Malahayati, Kota Bandarlampung, pada Kamis (7/12).

Pentingnya Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera dalam Perspektif DJKN: Memudahkan Akses Wisata dan Dorong Perekonomian Rakyat

Dalam kesimpulan, Meirijal menegaskan bahwa pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera tidak hanya mengurangi waktu tempuh antarwilayah, tetapi juga menciptakan dampak ekonomi yang nyata. Contoh kasus Palembang-Lampung yang dulunya memakan waktu 10-11 jam, kini hanya 2-3 jam berkat JTTS, telah menghasilkan peningkatan permintaan oleh-oleh dari Lampung oleh para wisatawan Palembang.

Hal ini bukan hanya mengurangi logistic cost tetapi juga memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan regional. Meirijal menunjukkan bahwa infrastruktur yang terbangun merupakan kunci untuk mencapai tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan pemerataan ekonomi.