Lebih lanjut, penelitian sebelumnya bahkan menunjukkan bahwa polusi udara dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada individu yang mengidap depresi. Isobel Braithwaite, seorang peneliti dari University College London, menyatakan bahwa dengan mengurangi tingkat polusi udara, kita dapat mencegah sekitar 15 persen kemungkinan depresi yang berujung pada bunuh diri.
Ini memiliki dampak yang signifikan karena depresi adalah penyakit mental yang sangat umum, dengan lebih dari 264 juta orang di seluruh dunia mengidapnya, menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Polusi udara juga memiliki dampak pada kesehatan mental anak-anak. Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Environmental Health Perspective menemukan bahwa paparan polusi udara dapat mengganggu kesehatan mental anak-anak.
Anak-anak yang terpapar polusi udara setiap hari memiliki tingkat myo-inositol yang tinggi dalam otak mereka, yang merupakan salah satu gejala peradangan saraf akibat polusi udara yang tercemar.
Dampak Polusi Udara Terhadap Kesehatan Mental: Temuan Terkini dan Implikasinya
Dalam era di mana polusi udara semakin menjadi perhatian global, upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga kesehatan, dan masyarakat sangatlah penting. Peningkatan kesadaran tentang dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan mental perlu didukung oleh tindakan nyata untuk menjaga lingkungan yang sehat bagi generasi masa depan.
Dengan begitu, kita dapat melangkah menuju dunia yang lebih baik, di mana kesehatan mental dan fisik menjadi prioritas utama.