Banyak bungkus nasi disediakan secara sukarela oleh warga. Nasi-nasi ini merupakan bukti nyata dari rasa kekompakan warga Sidoarjo dalam menjamu lebih dari tiga juta jamaah yang datang dari berbagai penjuru tanah air.
“Jika kita bersatu, bahkan mengurus tiga juta orang bukanlah masalah. Apalagi jika itu untuk kepentingan diri kita sendiri, asal kita semua kompak,” tegasnya.
Gus Muhdlor juga mengakui peran penting RT sebagai ujung tombak pembangunan, yaitu sebagai penggerak pembangunan di tingkat desa yang paling kecil. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo memberikan perhatian khusus kepada setiap RT yang ada.
Total terdapat 8.820 RT di Kabupaten Sidoarjo. Bantuan berupa sound system portable hanyalah langkah awal yang diberikan. Tidak lama lagi, insentif bagi ketua RT juga akan ditingkatkan. Mulai dari Rp. 100 perbulan, menjadi Rp. 500 perbulan. Namun, perubahan ini baru akan berlaku pada tahun depan, tepatnya pada awal bulan Januari 2024.
“Semua RT di seluruh desa akan mendapatkan insentif ini pada bulan Januari tahun depan,” kata Gus Muhdlor sambil disambut sorak sorai kegembiraan oleh para ketua RT yang hadir.
Gus Muhdlor menekankan bahwa pembangunan hanya akan berhasil jika mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat. Tanpa dukungan tersebut, ia tidak akan mampu membangun Kabupaten Sidoarjo dengan baik. Termasuk dalam langkah-langkah membangun, seperti jika ia bergerak ke kanan, RT juga harus bergerak ke kanan, dan sebaliknya.
“Bupati dan wakil bupati tidak mungkin membangun Kabupaten Sidoarjo sendirian. Sehebat apapun bupati, tanpa dukungan masyarakat, upaya ini akan sia-sia. Termasuk juga dukungan dari para ketua RT di seluruh Kabupaten Sidoarjo,” pungkasnya.