Rio Prayogo menyoroti beberapa alasan yang dapat mendukung kemampuan Anies-Cak Imin untuk mencapai target suara 70 persen. Salah satunya adalah PKB, yang merupakan partai dengan akar yang kuat di Jawa Timur, terutama di kalangan warga Nahdliyyin. Namun, Rio menekankan bahwa konsolidasi dukungan yang matang memerlukan waktu yang cukup.
Namun, hasil survei yang ada menunjukkan hasil yang berbeda. Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan bahwa Ganjar Pranowo merupakan capres terpopuler di Jawa Timur, mengungguli Prabowo Subianto dan Anies. Survei Poltracking Indonesia juga menunjukkan hasil serupa, dengan Ganjar tetap berada di posisi teratas di Jatim, diikuti oleh Prabowo dan Anies.
Selain itu, deklarasi Anies-Cak Imin belum memberikan keuntungan signifikan pada elektabilitas PKB dan dua partai pendukungnya. Survei SMRC setelah deklarasi AMIN pada 2-11 September mencatat bahwa elektabilitas PKB di Jawa Timur masih berada di urutan kedua di bawah PDIP, dengan hanya 17,8 persen suara.
NasDem dan PKS juga tidak mengalami peningkatan elektabilitas yang signifikan setelah deklarasi tersebut. Elektabilitas NasDem anjlok dari hasil pemilu 2019, sedangkan elektabilitas PKS hanya sedikit di atas PAN dan PPP.
Potensi Anies-Cak Imin Meraih 70 Persen Suara di Jatim: Analisis dan Realitas
Meskipun Sekjen PKB, Hasanuddin Wahid, yakin bahwa Anies-Cak Imin dapat meraih 70 persen suara di Jawa Timur, analisis politik menunjukkan beberapa realitas yang harus dihadapi. Terlepas dari keunggulan sebagai satu-satunya pasangan yang telah diumumkan ke publik dan dukungan dari Cak Imin yang berasal dari Jatim, target 70 persen suara terasa ambisius.
Pasangan ini mungkin lebih mungkin mencapainya pada putaran kedua jika ada tiga pasangan calon. Meskipun ada potensi dukungan kuat dari basis Nahdliyyin PKB, konsolidasi dukungan memerlukan waktu yang cukup. Hasil survei yang beragam juga menunjukkan bahwa perjalanan Anies-Cak Imin menuju 70 persen suara di Jatim mungkin akan berhadapan dengan persaingan sengit dari pesaing seperti Ganjar Pranowo. Oleh karena itu, strategi dan upaya yang cermat akan menjadi kunci dalam menghadapi Pilpres 2024.