MEMO – Di sebuah sudut bumi, hadir “Rumah Anak Bumi”, sebuah oase yang menjadi tempat berkreasi bagi anak-anak dan masyarakat sekaligus pusat tumbuhnya kepedulian terhadap lingkungan. Sosok inspiratif di balik berdirinya rumah ini adalah Ridwan Manantik, yang awalnya membangunnya sebagai ruang seni pribadinya.
“Awalnya saya prihatin melihat banyak anak-anak bermain tanpa tujuan. Dari situ, saya berinisiatif memfasilitasi mereka untuk menggambar,” cerita Ridwan dalam perbincangan di Pro3 RRI, Sabtu (15/3/2025). Tak disangka, bukan hanya anak-anak yang antusias, ibu-ibu di sekitar pun turut bergabung dalam kegiatan menggambar dan berkesenian.
Baca Juga: Pesan Menyentuh Seniman Tekstil Dunia: Warisan Abadi Bukan Hanya Soal Karya
Lebih dari sekadar menggambar, Rumah Anak Bumi juga menjadi tempat belajar bagi anak-anak untuk mencintai buku dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Ridwan menuturkan bahwa anak-anak diajak langsung untuk membersihkan sungai, mengumpulkan sampah, dan menanamkan pemahaman betapa pentingnya menjaga alam.
Daya ungkit Rumah Anak Bumi tidak berhenti di situ. Masyarakat sekitar juga diberdayakan melalui program bank sampah yang efektif meningkatkan kesadaran akan lingkungan. Sampah yang terkumpul tidak lagi menjadi masalah, melainkan ditukar dengan tabungan yang sangat berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Dari Puskesmas ke Puncak RSUD: Kisah Inspiratif Dr. Novita Felicia Nikijuluw
Sentuhan inovasi Ridwan juga merambah ke konservasi hutan bambu seluas 10 hektare. “Kami melihat potensi luar biasa dari bambu yang selama ini sering dianggap sebagai tanaman pengganggu. Padahal, jika dikelola dengan kreatif, bisa menjadi sumber daya yang berharga,” jelas Ridwan.
Kini, masyarakat setempat mulai mahir mengolah bambu menjadi beragam produk kerajinan tangan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Menurut Ridwan, bambu bisa disulap menjadi anyaman cantik, kursi dan meja yang unik, bahkan pupuk organik yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Wanita Berbaju Putih Hadiri Hari Anak Nasional
Dengan berbagai inisiatif ini, Ridwan memiliki harapan besar agar masyarakat tidak perlu lagi meninggalkan kampung halaman untuk mencari pekerjaan. Ia percaya bahwa pekerjaan seharusnya tersedia di kampung, selaras dengan potensi alam yang ada di sekitar mereka.
