Beberapa pihak sebenarnya menganggap ambisi Jerman untuk beralih dari gas Rusia sebagai sesuatu yang sangat optimis, terutama mengingat target iklim yang sangat ambisius yang telah ditetapkan negara ini. Namun, menurut Sinn, ketergantungan pada teknologi terbarukan seperti tenaga angin dan surya dapat menyebabkan masalah volatilitas dalam pasokan energi, yang pada gilirannya dapat menjadi kendala bagi dunia usaha.
Jerman dan Julukan ‘The Sick Man of Europe’
Sinn mengungkapkan, “Anda perlu mengisi kesenjangan ini dengan energi konvensional, yang membuatnya sangat sulit untuk menjaga struktur ganda ini di masa depan. Di satu sisi, ada energi hijau yang rentan terhadap fluktuasi, sedangkan di sisi lain, kita masih memerlukan energi konvensional untuk mengisi kesenjangan ini.” Hal ini mengakibatkan biaya ganda dan tinggi, yang tidak menguntungkan bagi sektor industri dan menciptakan kondisi yang sulit.
Menurut catatan penelitian yang dirilis pada bulan Agustus oleh Berenberg, Jerman dapat mengalami penurunan kapasitas industri sebesar 2% hingga 3% karena perusahaan-perusahaan mulai memindahkan operasinya ke negara-negara dengan biaya gas dan listrik yang lebih murah, seperti Amerika Serikat atau Arab Saudi yang menjadi pesaing.
Holger Schmieding, kepala ekonom Berenberg, mengakhiri dengan menyatakan bahwa ketidakpastian dalam kebijakan saat ini dan kekecewaan terhadap rencana pemerintah yang belum matang bukanlah faktor struktural yang sepertinya akan menghambat perekonomian Jerman dalam jangka panjang.
Perlu dicatat bahwa julukan “The sick man of Europe” bukanlah sesuatu yang baru bagi Jerman. Pada awalnya, julukan ini digunakan untuk menggambarkan situasi perekonomian Jerman pada tahun 1998 ketika menghadapi tantangan ekonomi pasca-reunifikasi yang mahal.
Jerman dan Julukan ‘The Sick Man of Europe‘: Kondisi Ekonomi dan Tantangan Karbon
Dengan catatan penelitian yang mengindikasikan potensi kehilangan kapasitas industri hingga 3%, Jerman harus menghadapi persaingan dari negara-negara dengan biaya energi yang lebih rendah seperti Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Meskipun ketidakpastian kebijakan dan rencana pemerintah yang belum matang masih menjadi perhatian, permasalahan struktural ini memunculkan pertanyaan serius tentang masa depan perekonomian Jerman. Terlepas dari itu, Jerman perlu mencari solusi yang tepat untuk menjaga reputasinya dan mengatasi tantangan ekonomi dan lingkungan yang ada.