Beliau kemudian menjelaskan mengenai upaya-upaya yang selama ini dilakukan oleh BP Batam yang selalu digagalkan oleh sejumlah pihak, sehingga mengakibatkan investasi di wilayah tersebut terhambat. “Bahkan pada tahun 2010, hal yang sama terjadi lagi. Investasi yang sudah direncanakan kembali dibatalkan. Dan sekarang, pada tahun 2023, nampaknya hal serupa akan terulang kembali. Pertanyaannya adalah, apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini? Hal ini perlu menjadi bahan refleksi bersama,” tegas Bahlil.
Investasi Batam: Potensi Besar dan Tantangan yang Harus Diatasi
Padahal, masuknya investasi ke Pulau Rempang dilihat sebagai langkah yang dapat mengembangkan wilayah tersebut. Bahlil sangat prihatin bahwa jika situasinya terus seperti ini, Pulau Rempang akan kesulitan untuk berkembang lebih jauh dari kondisinya saat ini.
“Kehadiran investasi ini adalah hal yang positif bagi negara, masyarakat, dan daerah. Terlebih lagi, pendapatan dan belanja daerah provinsi Kepri saat ini hanya sekitar Rp4,1 triliun. Oleh karena itu, jika kita hanya mengandalkan kondisi saat ini, kita tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan,” ungkap Bahlil dengan khawatir.
Pentingnya Menganalisis Hambatan Investasi di Batam Menurut Menteri Investasi
Kehadiran investasi di Batam adalah peluang yang tak boleh disia-siakan. Dalam konteks ekonomi yang terus berubah, sangat penting untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mengganggu investasi ini. Menteri Investasi mengingatkan bahwa dengan menyelesaikan masalah ini, kita dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi negara, rakyat, dan daerah.
Dalam konteks APBD provinsi Kepri yang terbatas, investasi ini bisa menjadi dorongan penting bagi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus terhadap solusi yang akan mengatasi kendala-kendala ini dan memastikan bahwa investasi di Batam dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang diharapkan.