Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati telah mendapat sorotan terkait jaraknya yang agak jauh dari beberapa kota besar. Namun, Kementerian Perhubungan dan pihak terkait yakin bahwa Kertajati memiliki potensi besar sebagai pusat transportasi regional yang strategis.
Dalam upaya untuk meningkatkan pemanfaatan bandara ini, berbagai langkah diambil, termasuk perbandingan dengan perpindahan Bandara Kemayoran ke Soekarno Hatta di masa lalu. Mari kita eksplorasi bagaimana BIJB Kertajati dapat menjadi solusi aksesibilitas yang lebih baik bagi warga Jawa Barat dan sekitarnya.
Penyelasaian Terhadap ‘Jauhnya’ Bandara Kertajati dari Kota-kota Besar
Kementerian Perhubungan merespon kritik terkait lokasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati yang terletak agak jauh dari beberapa kota besar. Maria Kristi Endah Murni, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, membandingkan situasi ini dengan perpindahan Bandara Kemayoran ke Bandara Soekarno Hatta (Soetta) beberapa puluh tahun yang lalu.
Kristi mengatakan, “Saat ini, bandara-bandara umumnya terletak di luar kota, jadi isu tentang jarak yang jauh sudah menjadi hal yang umum. Ketika Bandara Kemayoran dipindahkan ke Cengkareng, juga ada pro dan kontra, bahkan ada yang menyebutnya sebagai ‘tempat jin buang anak’ atau semacamnya. Namun, seiring berjalannya waktu, hal tersebut menjadi biasa.”
Salah satu aspek penting dari sebuah bandara internasional adalah aksesibilitas yang baik. Dalam hal ini, BIJB Kertajati didukung oleh keberadaan Tol Cisumdawu, yang memudahkan akses dari dan ke bandara ini.
Keberadaan tol ini memungkinkan masyarakat dari beberapa kota di sekitarnya untuk dengan mudah mencapai bandara tersebut.
Potensi dan Strategi Bandara Kertajati untuk Aksesibilitas Regional
Kristi juga menekankan, “Bandara ini memiliki lokasi yang strategis karena tidak hanya melayani warga Bandung, tetapi juga mencakup wilayah seperti Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Tegal. Selama ini, warga Cirebon yang ingin bepergian ke Jakarta harus pergi cukup jauh. Bandara Husein Sastranegara di Bandung tidak dapat mengakomodasi pertumbuhan, oleh karena itu, Kertajati dirancang untuk melayani hingga wilayah Jawa Tengah. Dengan adanya Kertajati, orang Cirebon tidak perlu lagi ke Jakarta, tetapi dapat langsung ke Kertajati.”
Sementara itu, Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin, juga berusaha untuk meningkatkan minat masyarakat terbang melalui bandara ini. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan merencanakan penambahan rute penerbangan domestik.