Menurutnya, pengembalian ratusan artefak dari nusantara tersebut menjadi pembelajaran bagi masa kini dan masa depan.
“Secara bertahap, barang-barang bersejarah yang diambil oleh Belanda harus dikembalikan ke Indonesia sebagai tanda pengingat bagi generasi milenial, generasi Z, dan sebagainya. Dari Aceh, Belanda telah mengembalikan Pintu Rumah Awe Geutah,” tambahnya.
Adli juga menyampaikan harapannya bahwa benda-benda bersejarah dari seluruh penjuru Ibu Pertiwi dapat dikembalikan pada tahap berikutnya. Ia juga merupakan seorang dosen di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Pengembalian ratusan artefak bersejarah dari Belanda ke Indonesia merupakan langkah penting dalam menjaga warisan sejarah bangsa.
Dalam era pemerintahan Joko Widodo, upaya intens dilakukan untuk mengembalikan barang-barang bersejarah kepada rakyat Indonesia, sehingga generasi milenial dan generasi Z dapat mengenal dan mempelajari sejarah mereka sendiri.
Dukungan dari sejarawan seperti Dr. M. Adli Abdullah menjadi bukti bahwa pengembalian artefak bersejarah ini memberikan pembelajaran berharga bagi masa kini dan masa depan.