Example floating
Example floating
PemerintahanPeristiwa

Presiden Joko Widodo Mengembalikan Ratusan Artefak Bersejarah dari Belanda ke Indonesia

×

Presiden Joko Widodo Mengembalikan Ratusan Artefak Bersejarah dari Belanda ke Indonesia

Sebarkan artikel ini
Presiden Joko Widodo Mengembalikan Ratusan Artefak Bersejarah dari Belanda ke Indonesia
Example 468x60

MEMO, Banda Aceh: Pemerintahan Presiden Joko Widodo berhasil mengembalikan ratusan harta karun artefak bersejarah dari Belanda ke Indonesia.

Langkah ini mendapatkan apresiasi dari sejarawan asal Aceh, Dr. M. Adli Abdullah, yang menekankan pentingnya pengembalian barang-barang bersejarah kepada rakyat Indonesia.

Mas Dhito Lanjutkan

Proses pengembalian ini menandai upaya Jokowi dalam memulihkan sejarah bangsa dan memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk mempelajari warisan sejarah mereka.

Proses Pengembalian Barang-Barang Bersejarah dari Belanda ke Indonesia

Dr. M. Adli Abdullah, seorang sejarawan asal Aceh, mengungkapkan apresiasi kepada Pemerintahan Presiden Joko Widodo atas pengembalian ratusan harta karun artefak bersejarah dari Belanda ke Indonesia.

“Seharusnya artefak-artefak yang dibawa oleh Belanda dikembalikan kepada pemiliknya, yaitu rakyat Indonesia, agar dapat disimpan dan dirawat dengan baik di Museum Nasional di Jakarta. Terima kasih kepada Belanda yang telah dengan baik merawat puluhan benda bersejarah,” kata Adli saat dihubungi di Banda Aceh, pada hari Senin.

Ia menjelaskan bahwa proses pengembalian barang-barang bersejarah tersebut dilakukan di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda, pada hari Senin (10/7). Pemerintah Indonesia diwakili oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Riset dan Pendidikan Tinggi, Hilmar Farid.

Pentingnya Pengembalian Artefak Bersejarah bagi Generasi Milenial dan Generasi Z di Indonesia

Adli mengingatkan bahwa di era Jokowi, upaya dilakukan untuk mengembalikan barang-barang bersejarah milik anak negeri agar generasi muda Indonesia dapat mengetahui sejarah.

“Ada tiga cara untuk menghancurkan suatu bangsa, yaitu mengaburkan sejarah, menghancurkan bukti-bukti sejarah bangsa tersebut sehingga tidak dapat diteliti dan dibuktikan kebenarannya, serta memutuskan hubungan mereka dengan leluhur mereka dengan mengatakan bahwa leluhur tersebut bodoh dan primitif,” ujar Adli.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.