Dalam debat terakhir calon presiden (capres), Prabowo Subianto mencuri perhatian dengan meraih sentimen negatif tertinggi dari pengguna Twitter. Analisis Drone Emprit mengungkapkan bahwa capres nomor urut 2 ini mendapatkan 48 persen sentimen negatif, mengungguli pesaingnya.
Kritik terhadap pendapatnya yang selalu sejalan dengan Anies, lambatnya pemikirannya, dan kontroversi terkait program makan gratis menjadi sorotan utama. Namun, apakah ada juga sentimen positif yang bisa mengubah persepsi?
Sorotan Negatif dan Positif Terhadap Prabowo Subianto
Prabowo Subianto mendapatkan porsi sentimen negatif yang tinggi dalam debat terakhir calon presiden (capres) dari pengguna Twitter. Analisis dari Drone Emprit terhadap percakapan di Twitter pada periode Minggu (4/2) pukul 19.00 hingga 22.00 WIB selama debat capres mengungkapkan bahwa Prabowo memperoleh sentimen negatif tertinggi dari netizen, mencapai 48 persen.
Jumlah ini jauh melampaui sentimen negatif terhadap capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo (14 persen) dan capres nomor urut 1 Anies Baswedan (7 persen).
Sentimen positif terhadap Prabowo masih di bawah sentimen negatifnya, yaitu sebesar 43 persen, sementara netral hanya 9 persen.
Berbagai alasan menjadi penyebab tingginya sentimen negatif terhadap capres nomor urut 2 ini, seperti:
- Kritik karena selalu menyetujui pendapat Anies.
- Kritik karena dianggap memiliki pemikiran yang lambat.
- Dinilai lebih buruk daripada Sambo.
- Kritik dan sindiran terkait program makan dan susu gratis.
- Kritik terhadap respons penanganan kesehatan dengan menjalankan program makan gratis.
- Sindiran terkait rencana peningkatan jumlah Fakultas Kedokteran.
- Sorotan dan kritik terhadap penanganan stunting yang hanya diatasi dengan program makan gratis.
Kritik Tajam Terhadap Prabowo: Sejalan dengan Anies atau Lamban?
Di sisi lain, beberapa opini positif tentang Prabowo meliputi:
- Pendukung: Prabowo akan membangun 300 Fakultas Kedokteran di Indonesia.
- Pendukung: Gagasan Prabowo tentang RS Modern dianggap mantap.
- Prabowo menawarkan strategi transformasi bangsa.
- Prabowo akhirnya setuju dengan argumen Anies dan Ganjar.
- Prabowo dianggap sebagai sosok yang paling memahami kondisi dalam dan luar negeri.
- Prabowo tampil lebih baik dibandingkan dua debat sebelumnya.
Analisis emosi dari Drone Emprit juga menangkap adanya emosi negatif dari netizen terhadap Prabowo, meskipun emosi positif masih mendominasi. Emosi joy (senang) menjadi yang terbanyak dengan 3.300 unggahan, terkait dengan penyebaran misi program Prabowo yang dianggap keren.
Emosi trust (yakin) sebanyak 3.100 postingan, terkait dengan isu Prabowo Gibran yang dianggap mampu mengatasi kemiskinan dan keyakinan bahwa Prabowo akan terus mendukung pendapat Anies dan Ganjar. Emosi fear (takut) mencapai 2.200 unggahan, terkait dengan kekhawatiran bahwa Prabowo akan diserang secara berlebihan oleh Anies dalam debat, serta rumor tentang “Prabowo anti soshum karena takut negara ini dikuasai aktivis ham.”
Meski begitu, perlu dicatat bahwa sumber kicauan terakhir terkait kicauan dari akun Twitter yang di-private atau tidak dapat diakses oleh pihak yang bukan pengikut.
Prabowo Subianto di Tengah Sorotan Negatif: Tantangan dan Harapan untuk Meraih Dukungan Lebih Banyak
Dalam menghadapi fluktuasi sentimen, Prabowo Subianto tetap memiliki pendukung setianya. Meskipun sorotan negatif mendominasi, beberapa opini positif mencuat, seperti rencananya untuk membangun 300 Fakultas Kedokteran di Indonesia dan gagasannya tentang RS Modern.
Meski demikian, sentimen netizen cenderung bersifat skeptis, dengan ketakutan terhadap serangan berlebihan dalam debat. Emosi positif seperti senang dan rasa yakin masih mendominasi, namun kekhawatiran akan citranya yang terusik tetap menggelayuti.
Dengan demikian, Prabowo Subianto harus merajut strategi komunikasi yang lebih efektif untuk mengatasi sentimen negatif yang menghiasi debat terakhir ini.