Menurutnya, lonjakan harga gabah di tingkat petani, termasuk di sentra-sentra produksi, menjadi penyebab lain dari lonjakan harga beras. Harga gabah telah melonjak di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sejak Maret 2023. Akibatnya, lonjakan harga beras di tingkat konsumen tidak terhindarkan.
Di sisi lain, pedagang pasar tradisional berpendapat bahwa masalah utama lonjakan harga beras, yang kini mencapai rekor tertinggi dan semakin menjauhi HET, adalah kurangnya kehati-hatian pemerintah dalam pengelolaan perberasan sejak musim tanam tahun 2022. Mereka menganggap bahwa data produktivitas beras terlalu bervariasi.
Untuk mengatasi hal ini, mereka menyarankan agar data beras yang didistribusikan untuk bantuan sosial dan untuk pedagang pasar disinkronkan, yang dianggap penting untuk menjaga stabilitas pasar agar harga beras tidak melambung tinggi.
Mereka juga meminta pemerintah untuk lebih berhati-hati menghadapi lonjakan harga dan kelangkaan beras di pasar tradisional, terutama dalam situasi politik saat ini menjelang pemilihan umum.