Pandemi Covid-19 tidak hanya mempengaruhi kehidupan orang dewasa tetapi juga memberikan dampak signifikan terhadap kesehatan mental anak-anak. Pembatasan aktivitas yang diberlakukan selama pandemi telah membuat anak-anak, yang sedang dalam fase kritis perkembangan, menjadi lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental. Namun, sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open mengungkapkan bahwa, meskipun banyak anak mengalami tantangan, ada juga indikasi perbaikan dalam kesehatan mental beberapa anak akibat isolasi awal. Penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan masalah perilaku signifikan sebelum pandemi justru menunjukkan perbaikan kecil dalam kondisi kesehatan mental mereka selama pandemi.
Pandemi Ternyata Membantu Kesehatan Mental Anak
Pandemi Covid-19 telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali anak-anak yang juga turut merasakan dampaknya. Bagi anak-anak yang sedang dalam tahap tumbuh kembang, pembatasan aktivitas selama pandemi merupakan hal yang tidak diinginkan. Hal ini bahkan dapat membuat mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Sebuah penelitian terkini yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA Network Open mengungkapkan bahwa isolasi awal akibat Covid-19 mungkin telah memberikan dampak positif, meskipun kecil, terhadap kesehatan mental beberapa anak. Penelitian ini menunjukkan bahwa, meskipun banyak yang mengantisipasi penurunan kesehatan mental seiring waktu, ditemukan beberapa perbaikan, terutama di kalangan anak-anak dengan masalah perilaku yang signifikan.
“Kami awalnya mengira akan terjadi penurunan kesehatan mental yang besar dari waktu ke waktu. Namun, kami justru menemukan adanya perbaikan, khususnya pada anak-anak dengan masalah perilaku yang cukup serius,” jelas Kaja LeWinn, salah satu penulis utama penelitian dan profesor di Fakultas Kedokteran Universitas California, San Francisco.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 1.200 anak berusia antara 6 hingga 17 tahun yang memberikan laporan mengenai kondisi mereka sebelum dan selama pandemi melalui daftar periksa dari Program Pengaruh Lingkungan terhadap Hasil Kesehatan Anak (ECHO) yang dikelola oleh Institut Kesehatan Nasional. LeWinn dan rekan penulisnya, Courtney Blackwell, profesor di Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern, melanjutkan studi ini untuk memahami dampak pandemi Covid-19 pada kesehatan mental anak-anak dengan memanfaatkan data dari periode sebelum dan selama pandemi.
Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa anak-anak yang mengalami masalah kesehatan mental yang signifikan pada awal pandemi (seperti kecemasan, depresi, atau perilaku ADHD seperti kesulitan fokus di kelas) mengalami perbaikan yang paling signifikan. Penurunan yang terdeteksi berkisar antara 3% hingga 5% dibandingkan dengan angka sebelum pandemi.
Perbaikan Kesehatan Mental Anak: Temuan Studi Terbaru Selama Pandemi
Namun, penurunan ADHD pada anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan berkulit hitam terlihat lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga berpenghasilan tinggi dan berkulit putih, yaitu sekitar 0,5% bahkan lebih kecil lagi. Beberapa hasil penelitian ini sejalan dengan studi lain mengenai perbedaan dampak pandemi terhadap berbagai kelompok demografis. Misalnya, penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan cenderung mengalami penurunan lebih besar dibandingkan anak laki-laki, dan ada manfaat tertentu dari pembelajaran jarak jauh bagi sebagian anak yang mempengaruhi cara kita memahami kesehatan mental anak-anak.
“Temuan ini memberikan nuansa tambahan pada gambaran umum,” kata LeWinn.
Perbaikan paling signifikan terlihat pada anak-anak dengan perilaku kesehatan mental yang lebih eksternal, seperti ledakan emosi atau kesulitan untuk fokus. LeWinn dan Blackwell belum mengetahui alasan pasti mengapa beberapa anak mengalami perbaikan, tetapi mereka memiliki beberapa spekulasi. Misalnya, bagi anak-anak yang sering kali bertingkah di sekolah, lingkungan kelas bisa sangat menekan. “Lingkungan sekolah bisa sangat menantang, dengan tuntutan untuk terus fokus,” ujar LeWinn.