“Jika mal dianggap sebagai tempat berbelanja, maka kita tidak akan menemukan tempat permainan atau bioskop di dalamnya, tidak akan ada campuran antara hiburan dan aktivitas berbelanja. Sama halnya, seharusnya sosial media tidak digabungkan dengan tempat berjualan. Secara logika, di mana letak keterkaitannya?” tegas Surapati.
Dalam pandangan Surapati, social commerce seperti TikTok Shop saat ini sedang menjadi tren karena pengguna cenderung mencari hiburan di platform tersebut, dan algoritma yang cerdas membuat mereka terpapar pada produk-produk yang relevan, mendorong mereka untuk melakukan pembelian.
Social Commerce: Potensi Meningkatkan Penjualan UMKM dan Dampaknya yang Positif
Dalam hal ini, Surapati juga mengkritik pandangan bahwa aktivitas sosial media dan e-commerce harus dipisahkan secara tegas. Ia berpendapat bahwa memisahkan keduanya adalah langkah yang tidak logis, karena keduanya memiliki peran yang penting dalam membantu UMKM mencapai kesuksesan.
Dengan demikian, s-commerce bukanlah ancaman bagi UMKM, tetapi malah dapat menjadi mitra strategis dalam meraih kesuksesan dalam dunia bisnis yang semakin kompleks.