
Untuk alur ceritanya ( lakon) tidak sama dengan lakon dalam wayang kulit. Lebih dominan mengangkat cerita rakyat (legenda), cerita Panji. Dan lakon seputar kisah asal usul daerah (babad desa).
Untuk diketahui, wayang timplong pernah mengalami masa kejayaannya pada tahun 1970 /1980 an.Namun dengan perkembangan teknologi dan munculnya berbagai jenis kesenian lain, akhirnya popularitasnya menurun.

Baca Juga: Warga RW 02 Jogomerto Kenduri Cinta Di Jembatan Baru, Ada Apa ? Ini Penjelasanya....
Namun hal itu bukan berarti keberadaan wayang timplong sudah punah. Masih ada acara nyadran desa yang masih mendatangkan tontonan wayang timplong.
Seperti di Dusun Patuk Desa Kampungbaru Kecamatan Tanjunganom, Nganjuk. Pada Kamis malam (10/07/2025) dalam acara bersih dusun dimeriahkan pertunjukkan wayang timplong.
” Selain untuk memeriahkan tradisi nyadran , acara ini juga dalam upaya uri uri Budoyo Adi luhung agar tetap lestari dan hidup ditengah gelombang android. Khususnya para generasi milenial agar lebih mengenal kekayaan budaya sendiri,” tutur Kades Kampungbaru Susilo Dwi Prasetyo. ( Adi)












