Piter menyebut, gelombang Covid-19 varian Omicron diperkirakan tidak akan berlangsung lama sehingga tidak berdampak terlalu signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sebab, meskipun terjadi lonjakan kasus namun aktivitas sosial masyarakat tidak terlalu dibatasi secara ketat.
“Dengan demikian, dampaknya terhadap pertumbuhan ekonomi itu tidak terlalu besar atau tidak signifikan,” ucapnya.
Apalagi, lanjutnya, prediksi Kementerian Kesehatan terhadap puncak Omicron akan terjadi pada Februari, dan mulai melambat dan mereda pada Maret-April. “Kita berharap pada triwulan III dan IV 2022 nantinya pertumbuhan ekonomi kita akan benar-benar terpacu, jadi secara keseluruhan kalau mengejar di pertumbuhan 4-5 persen itu masih masih bisa,” ucapnya.