“Indonesia juga alami sedikit outflow, baik yang surat berharga maupun untuk pembelian saham,” tuturnya.
Sri Mulyani menjelaskan, kenaikan suku bunga AS disebabkan oleh peningkatan inflasi yang terus meningkat. Belakangan ini kenaikannya mencapai 7,5 persen yang merupakan angka tertinggi dalam 40 tahun terakhir. Sehingga, memicu bank sentral The Fed melakukan langkah kebijakan moneter. Hal itu akan berpengaruh pada perekonomian negara berkembang.
“The Fed kemungkinan akan menaikan suku bunganya antara 5-7 kali pada tahun ini. Ini tentu jadi suatu perubahan, tentu berakibat pada arus modal di negara-negara emerging,” pungkasnya.