Hasil survei itu menunjukkan 90% warga persyarikatan menginginkan dibentuknya Bank Syariah Muhammadiyah, sementara 21,2% menginginkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Syariah, 17,3% ingin Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dan 10,6% ingin Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM).
“Ketiadaan Bank Syariah Muhammadiyah selama ini menjadikan Muhammadiyah tak bisa menikmati pemanfaatan yang lebih banyak dari dana yang diparkir di lembaga keuangan lain,” kata Arifuddin
Menurutnya, Bank Syariah Muhammadiyah adalah keniscayaan yang harus diwujudkan. Sebab, pihaknya menilai bank tersebut akan mampu berperan sebagai pusat keuangan Muhammadiyah dalam mengembangkan perekonomian nasional.
Arifuddin meyakini hal itu akan mendorong pemaknaan ekonomi sebagai pilar ketiga Muhammadiyah yang telah dicanangkan dalam Muktamar ke-47 di Makassar pada 2015 lalu.