Example floating
Example floating
inspirasi

Mahasiswi Unej Jember Geluti Bisnis Penerbitan Sesuai Hobi, Minat dan Bidang Kewirausahaan

×

Mahasiswi Unej Jember Geluti Bisnis Penerbitan Sesuai Hobi, Minat dan Bidang Kewirausahaan

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Jember, Memo

Mahasiswi Universitas Negeri Jember menggeluti bisnis penerbitan buku, dalam bentuk lembaga usaha CV . Melalui lembaga bisnis tersebut, dia melayani penerbitan buku, untuk para pemula . Kantor bisnis berada di Desa Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi.

Pemiihan bidang usaha yang dia tekuni, terkait dengan sejumlah bidang kewirausahaan yang dia pelajri semasa kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universtitas Jember. Nama penrbitannya adalah CV Perkasa Satu. Selain sudah masuk IKAPI, juga sudah terdaftar sebagai perusahaan yang merbitkan ISBN.

Ada sejumlah bidang kewirausahaan yang digeluti mahasiswa Universitas Jember di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Namun Wardatul Hasanah memilih bidang usaha penerbitan buku mandiri.

Mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan (FKIP) ini mendirikan usaha penerbitan buku bernama CV. Perkasa Satu di Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, 11 Januari 2021.

Modal Usahanya dari Tabungan Sendiri Selama Kuliah di Kampus Universitas Negeri Jember

Dia membangun usaha penerbitan dengan modal tabungan sendiri. Hasilnya, CV. Perkasa Satu menjadi satu-satunya penerbitan buku di Banyuwangi yang sudah menjadi anggota Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) dan terdaftar di Kemenkumham. Usaha penerbitan ini bisa menerbitkan buku dengan ISBN (Nomor Buku Serial Internasional), termasuk mengurusi hak atas kekayaan intelektual.

Dari 170 buku yang sudah diterbitkan, 150 buku di antaranya adalah buku karya pertama penulis pemula. Wardatul memang memiliki program terbit gratis bagi penulis pemula. “Program ini merupakan program unggulan CV. Perkasa Satu yang memberikan kesempatan kepada para penulis pemula yang baru memasuki dunia kepenulisan untuk mendapatkan akses mudah menerbitkan bukunya,” katanya, dilansir Humas Unej, Kamis (13/10/2022).

Program ini dibuka karena pengalaman Wardatul ditolak berkali-kali oleh penerbit. “Macam-macam alasannya. Salah satunya karena sebagai penulis pemula saya tidak punya uang untuk modal menerbitkan buku. Rasanya sakit sekali,” katanya.

Pernah Magang di Penerbit Buku

Wardatul akhirnya berdoa agar bisa memiliki usaha penerbitan buku sendiri. Wardatul sempat magang di salah satu penerbitan untuk mempelajari bidang usaha itu. Namun sang pemilik memberhentikannya, karena dianggap akan menjadi kompetitor.

“Saya bejanji, jika sudah punya penerbitan buku maka saya akan menggratiskan biaya penerbitan buku untuk penulis pemula. Jadi silakan teman-teman penulis pemula jika ingin menerbitkan bukunya bisa melalui kami,” katanya.

Wardatul terbiasa dengan dunia tulis-menulis. Sejak duduk di kelas 8 madrasah tsanawiyah, dia sudah menulis melalui aplikasi Wattpad. Karya pertamanya adalah novel berjudul Surat Hafalan untuk Ustadz.

Rajin Menulis Buku Nover Bergenre Romantis dengan Tema Islami

Ia sudah menulis sepuluh buku sampai saat ini. Kebanyakan adalah novel bergenre romantis yang dibaluri nuansa Islam. Beberapa di antaranya berjudul Allah Tahu Kamu Bisa, Hujan dan Luka, Merindu Muhammad.

“Alhamdulillah novel Surat Hafalan untuk Ustadz diterbitkan oleh RFM Pramedia Jember. Buku itu juga yang menjadi titik balik dalam hidup saya sebab makin mempertebal keinginan punya usaha penerbitan sendiri,” katanya.

Layani Editing dan Konsultasi dengan Penulis Pemula

Wardatul turun tangan secara langsung dalam proses peenrbitan buku, seperti melakukan editing dan melayani konsultasi dengan penulis. Ini membuatnya harus membagi waktu agar kuliah dan usaha bisa berjalan bersama-sama.

“Saya paham, menjadi mahasiswa itu punya banyak kesibukan. Kuliah, mengerjakan tugas dan mengikuti beragam kegiatan kemahasiswaan. Tetapi semuanya tidak lantas menghalangi kreativitas kita. Tinggal bagaimana kita mengatur waktu dan membuat prioritas saja,” katanya.

Wardatul menilai, mahasiswa juga dituntut untuk terampil dan menciptakan lapangan pekerjaan. “Jadi lulus cumlaude harus, lantas bekerja atau justru membuka lapangan pekerjaan. Kalau bisa tiga pulau terlampaui, kenapa harus satu,” katanya.

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.