Example floating
Example floating
Berita

Mafia Pangan Tumbuh Subur, Gibran Tanggapi dengan Food Estate dan Petani Milenial

×

Mafia Pangan Tumbuh Subur, Gibran Tanggapi dengan Food Estate dan Petani Milenial

Sebarkan artikel ini
Mafia Pangan Tumbuh Subur, Gibran Tanggapi dengan Food Estate dan Petani Milenial
Mafia Pangan Tumbuh Subur, Gibran Tanggapi dengan Food Estate dan Petani Milenial
Example 468x60

MEMO

Kenyataan pemerintahan Joko Widodo yang terus mengimpor bahan pangan memunculkan ketidaksesuaian dengan janji-janji debat capres 2019. Mahfud MD, calon Wakil Presiden nomor urut 3, menyoroti fakta bahwa impor tidak hanya melibatkan beras, tetapi juga komoditas lainnya.

Dalam Debat Cawapres 2024, Mahfud mengungkapkan kekhawatiran terhadap dampak impor pangan yang merugikan petani dan memberi ruang bagi mafia pangan. Pertanyaannya kepada Cawapres Gibran Rakabuming Raka mencerminkan keprihatinan akan perlunya solusi konkret untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan.

Janji Kandas, Impor Pangan Melonjak Merugikan Petani

Calon Wakil Presiden nomor urut 3, Mahfud MD, menyoroti kenyataan bahwa pemerintah masih terus melakukan impor bahan pangan secara masif. Hal ini menjadi kontrast dengan komitmen yang diumumkan oleh Joko Widodo pada debat calon presiden tahun 2019, di mana ia berjanji untuk mengurangi atau bahkan menutup sepenuhnya pintu impor bahan pangan.

Dalam Debat Cawapres 2024 yang digelar di Jakarta pada 21 Januari 2024, Mahfud menunjukkan ketidaksesuaian antara janji Prabowo pada debat capres 2019 dan kenyataan yang terjadi setelahnya. Pada waktu itu, Prabowo menyatakan bahwa Jokowi tidak akan mengimpor komoditas pangan jika terpilih sebagai presiden.

Mahfud menegaskan bahwa setelah empat tahun kepemimpinan Jokowi, impor bahan pangan masih terus dilakukan, mengakibatkan kerugian bagi para petani. Ia mengungkapkan bahwa pertanyaan Prabowo pada saat itu tidak hanya berkaitan dengan impor beras, melainkan juga melibatkan komoditas lain seperti kedelai, susu, gula pasir, daging sapi, dan beras.

Pemerintah dinilai telah membuka pintu impor pangan secara besar-besaran, memberikan peluang bagi praktik mafia pangan. Mahfud menyatakan keprihatinannya terhadap kenyataan bahwa impor bahan pangan terus meningkat, sehingga mendorong pertumbuhan mafia pangan di dalam negeri.

Baca Juga  Pemerintah Terbitkan Jaminan Kehilangan Pekerjaan, Begini Dampak dan Tantangannya

Fakta Kelam Impor Pangan Berkepanjangan

Dengan menyampaikan fakta-fakta terkini, Mahfud menyoroti ketidaksesuaian antara janji-janji dalam debat dan realitas yang terjadi. Ia mengajukan pertanyaan kepada Cawapres Gibran Rakabuming Raka tentang solusi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor pangan dan mewujudkan kemandirian.

Tinggalkan Balasan

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.