“Target produksi minyak kemungkinan tidak tercapai. Tetapi untuk produksi gas, Insya Allah bisa tercapai. Tahun depan, fokusnya akan lebih pada produksi gas,” ujar Arifin di Gedung Kementerian ESDM.
Meskipun begitu, Arifin Tasrif tetap berkomitmen untuk mencapai target produksi gas untuk tahun ini. Untuk tahun mendatang, dia juga berencana untuk meningkatkan produksi gas dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
“Tidak bisa setiap tahun, misalnya ENI kita dorong 2028, sekarang kita cari yang besar-besar dulu,” tambahnya.
Arifin juga menyebutkan bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan produksi minyak adalah dengan mengoptimalkan sumur-sumur marjinal.
“Kita sudah lama tidak melakukan eksplorasi. Sekarang kita sedang melakukan eksplorasi besar-besaran seperti Andaman 1, Andaman 2, dan juga sudah menemukan Andaman 3 bersama Mubadala,” tegas Arifin.
Perjuangan Indonesia dalam Meningkatkan Produksi Minyak: Tantangan dan Strategi
Konteks saat ini menunjukkan bahwa produksi minyak Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan pemerintah. Meskipun pada Agustus 2023, produksi tercatat di angka 597.000 barel per hari, lebih rendah dari target 660.000 bph, harapan untuk mengejar ketertinggalan masih ada.
Irwandy Arif, dari Kementerian ESDM, menggarisbawahi pentingnya menggenjot produksi minyak di dalam negeri. Strategi yang diusulkan, seperti optimalisasi lapangan eksisting, transformasi produksi migas, serta fokus pada Enhanced Oil Recovery (EOR), bersama dengan eksplorasi yang masif, menjadi poin utama dalam mencapai target.
Meskipun demikian, data terkini per Desember 2023 menunjukkan penurunan produksi menjadi 593.442 bph, menyoroti tantangan yang harus diatasi oleh pemerintah.