Sunan Ampel hendak berdakwah, dan bertemu laki-laki paruh baya di pinggir sungai. Ia melihat laki-laki itu berusaha keras menyeberangi sungai dengan cara yang tak lazim. Laki-laki itu berlari kencang ke arah sungai.
“Lalu, sampai di tengah sungai, orang itu tercebur, dan akhirnya berenang kembali ke pinggir sungai,” tulis Rohimudin Nawawi Al Bantani dalam bukunya yang berjudul “Kisah Ajaib Wali Songo”.
Sunan Ampel heran. Apalagi ia menyaksikan laki-laki berusia paruh baya itu melakukannya berulang-ulang. Laki-laki yang tubuhnya basah kuyup itu, lantas dihampirinya. “Maaf Kisanak, saya agak heran dengan yang kisanak lakukan,” tutur Sunan Ampel.
“Apa maksud dan tujuan Kisanak berlari ke tengah sungai, lalu terjatuh dan kembali ke tepi, dan mengulanginya lagi?,” tambahnya. Laki-laki itu ternyata seorang pertapa. Dengan nada kurang suka, ia menjawab pertanyaan Sunan Ampel yang terheran-heran.
“Kisanak siapa? Saya melakukan ini, karena saya ingin merapalkan ilmu meringankan tubuh saya, sehingga saya bisa berjalan di atas air, dan menyeberangi sungai ini,” jawab si pertapa.
Sunan Ampel menanggapi dengan ramah. Ia memperkenalkan diri sebagai seorang pengembara yang kebetulan melintas. “Sudah berapa lama Kisanak melakukan ini?,” tanya Sunan Ampel kembali.