Example floating
Example floating
Peristiwa

Ketika Logo Masjid Jadi Penanda, Kisah Pasang Spanduk Bakso Babi, Langkah Humanis Jamin Kejujuran Dagang

A. Daroini
×

Ketika Logo Masjid Jadi Penanda, Kisah Pasang Spanduk Bakso Babi, Langkah Humanis Jamin Kejujuran Dagang

Sebarkan artikel ini
Ketika Logo Masjid Jadi Penanda Kisah Pasang Spanduk Bakso Babi Langkah Humanis Jamin Kejujuran Dagang

BANTUL, [Memo.co.id] 

Sebuah warung bakso babi di Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, mendadak menjadi sorotan di media sosial. Bukan karena rasa, melainkan karena keunikan—atau keanehan—spanduknya yang mencantumkan logo Dewan Masjid Indonesia (DMI). Namun, di balik keviralan itu, tersembunyi sebuah kisah kepedulian sosial yang cerdas.

Baca Juga: UNM dan Polisi Perkuat Penjagaan Usut Dugaan Bentrokan Mahasiswa di Parangtambung

Sekretaris Jenderal DMI Ngestiharjo, Ahmad Bukhori, angkat bicara menjelaskan duduk perkaranya, Selasa (28/10). Ia membenarkan DMI lah yang berinisiatif memasang spanduk tersebut.

Awalnya, keresahan muncul dari takmir masjid setempat pada Januari 2025. Banyak warga, terutama yang berjilbab, terlihat membeli bakso di warung yang sudah berjualan di lokasi sejak 2006 (setelah sebelumnya keliling). Masalahnya, tidak ada informasi yang jelas bahwa bakso tersebut menggunakan daging babi.

Baca Juga: Insiden Misterius di Tengah Sidang Tuntutan Korupsi Loyalis Gubernur Sumut Boby Nasution, Rumah Hakim PN Medan Terbakar

“Ada keresahan masyarakat. Ternyata banyak orang-orang yang lewat berjilbab kok beli bakso di situ. Padahal itu baksonya bakso babi,” kata Bukhori.

Solusi Kreatif Agar Tak Ada yang Terkecoh

DMI Ngestiharjo bergerak cepat. Mereka berdiskusi dengan perangkat desa dan pedagang bakso. Si pedagang pun kooperatif dan setuju memasang label informasi. Sayangnya, label ‘B2’ yang dipasang dengan kertas HVS dinilai terlalu kecil dan sering lepas, membuat banyak pembeli masih terkecoh.

Baca Juga: Pemerintah Basmi Tambang Ilegal di Halimun Salak, Petugas Gugur Sebagai Pahlawan Konservasi