Komisioner KPU Jayawijaya, Alpius Asso, menjadi korban serangan brutal di Gedung DPRD Jayawijaya oleh sekelompok masyarakat dari Distrik Asotipo. Kejadian tersebut meninggalkan Alpius Asso dengan luka serius, memicu kekhawatiran akan keamanan di wilayah tersebut.
Misteri Kekerasan Terhadap Komisioner KPU Papua
Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan Alpius Asso telah menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok orang di Gedung DPRD Jayawijaya pada hari Jumat (1/3) siang.
Menurut Kapolres Jayawijaya AKBP Heri Wibowo, para pelaku kekerasan tersebut berasal dari Distrik Asotipo. Serangan tersebut menyebabkan Alpius Asso mengalami beberapa luka.
Heri menyatakan, “Alpius Asso mengalami luka pada jari kelingking sebelah kiri akibat terkena pecahan kaca, memar pada betis sebelah kiri, serta luka lebam di bagian lengan akibat terkena lemparan batu.”
Heri menjelaskan bahwa kejadian bermula ketika sekelompok orang dari Distrik Asotipo datang ke Gedung DPRD Jayawijaya membawa senjata tajam dan batu.
“Mereka mulai membuat kerusuhan dan mencari anggota PPD Distrik Asotipo,” tambah Heri.
Penganiayaan Terhadap Komisioner KPU Papua
Namun, ketika mereka dihadang oleh petugas keamanan yang bertugas menjaga sidang pleno, massa tersebut masuk ke dalam gedung untuk mencari anggota PPD yang mereka incar.
Dalam proses pencarian, kata Heri, massa menemukan Alpius Asso dan kemudian melakukan kekerasan terhadapnya.
Keluarga korban sempat berencana untuk melakukan tindakan balasan sebagai respons atas kejadian tersebut.
Heri menyatakan, “Namun, kami berhasil meredam situasi dengan pendekatan yang kami lakukan.”
Akibat kerusuhan tersebut, Gedung DPRD Jayawijaya mengalami kerusakan di beberapa bagian.
Saat ini, Alpius Asso telah menerima perawatan medis, dan situasi di Gedung DPRD Jayawijaya telah kembali kondusif.
Penyelidikan Mendalam Diperlukan untuk Membongkar Motif di Balik Penganiayaan Terhadap Komisioner KPU Jayawijaya
Dalam insiden tragis tersebut, Alpius Asso mengalami luka-luka yang cukup serius, termasuk luka pada jari kelingking, memar pada betis, dan luka lebam di lengan. Meskipun rencana balasan dari pihak keluarga berhasil diredam oleh pihak berwenang dengan pendekatan yang tepat, kerusakan fisik dan psikologis yang dialami oleh korban dan masyarakat tetap mengkhawatirkan.
Oleh karena itu, penyelidikan mendalam diperlukan untuk mengungkap motif di balik serangan tersebut dan mencegah kejadian serupa di masa depan.