“Inflasi yang meninggi di AS juga akan mengkonfirmasi kebijakan pengetatan moneter AS yang lebih agresif ke depan yang akan mendorong penguatan dolar AS,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, pelaku pasar uang juga mencemaskan kenaikan harga minyak mentah sebagai sumber energi yang menyentuh kisaran USD 90 per barel. “Pertama kali sejak tahun 2014 akan menjadi pendorong kenaikan inflasi global,” ucapnya.
Sementara, sentimen dari dalam negeri, perkembangan angka Covid-19 masih menjadi sorotan para investor. Sebab, jika angka varian Omicron menjadi tak terkendali, maka besar kemungkinan pemerintah melakukan pembatasan secara ketat.