MEMO.CO.ID, JAKARTA – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengajukan gugatan terhadap hasil Pileg DPR RI di tiga daerah pemilihan (dapil) di Sumatera Utara, dengan kuasa hukum mereka, Moch Ainul Yaqin, mengungkapkan perpindahan suara yang signifikan dan kesalahan penghitungan yang mengakibatkan kekurangan suara bagi PPP.
PPP Ungkap Perpindahan Suara Signifikan dalam Pemilu DPR RI
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengajukan gugatan terhadap hasil Pemilihan Legislatif (Pileg) DPR RI di tiga daerah pemilihan (dapil) di Sumatera Utara. Kuasa hukum PPP, Moch Ainul Yaqin, mengungkapkan bahwa terjadi perpindahan suara yang signifikan, dengan total selisih hingga sekitar 16 ribu suara.
Menurut Ainul, PPP seharusnya memperoleh suara sebesar 193.088, namun berdasarkan keputusan, partai tersebut tidak memenuhi ambang batas parlemen sebesar 4 persen. Hal ini mengakibatkan kekurangan suara sebesar 0,13 persen.
Ainul merincikan perpindahan suara di dapil Sumut I, II, dan III. Di Sumut I, terjadi perpindahan suara dari PPP ke Partai Garuda sebesar 4.987 suara. Sementara itu, di Sumut II dan III masing-masing terjadi perpindahan suara sebesar 5.420 dan 6 ribu suara.
Ainul juga menyoroti perolehan suara Partai Garuda yang disebutnya tidak sah. Misalnya, di Sumut I suara Garuda bertambah secara tidak sah menjadi 5.007 suara, padahal seharusnya hanya 20 suara.
Hasil dari perpindahan dan kesalahan penghitungan suara ini menyebabkan perolehan suara PPP mengalami pengurangan secara tidak sah di masing-masing dapil, dengan penurunan jumlah suara dari jumlah awal yang seharusnya diperoleh.
Gugatan PPP Terhadap Hasil Pemilu DPR RI di Sumatera Utara: Rincian Perpindahan Suara dan Kesalahan Penghitungan
Gugatan PPP terhadap hasil Pileg di Sumatera Utara menyoroti perpindahan suara yang signifikan dan kesalahan penghitungan yang mengakibatkan kekurangan suara bagi PPP.
Hal ini menunjukkan perlunya peninjauan ulang terhadap hasil Pemilu DPR RI di daerah tersebut untuk memastikan keadilan dalam perwakilan politik.
