Kembali terputusnya layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza pasca-serangan Israel memunculkan pertanyaan mengenai siapa yang dapat memulihkannya. Bagaimana peran penting Paltel dalam mengatasi tantangan ini?
Bagaimana Paltel, Perusahaan Lokal, Selamatkan Koneksi Internet Gaza?
Layanan komunikasi dan internet di Jalur Gaza, Palestina, kembali terhenti setelah serangan yang dilancarkan oleh Israel pada Rabu (1/11). Pertanyaannya, siapakah yang mampu mengembalikannya ke kondisi semula?
Terputusnya layanan internet dan komunikasi terjadi hanya beberapa belas jam setelah serangan besar terhadap kamp pengungsian Palestina terbesar di Jabalia. Dalam serangan tersebut, ratusan orang kehilangan nyawa akibat tindakan Israel di kamp pengungsian tersebut.
Kejadian ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi di Jalur Gaza. Pekan sebelumnya, sambungan telekomunikasi di wilayah tersebut sempat terputus, tetapi berhasil dipulihkan.
Namun, kali ini, layanan telekomunikasi yang telah pulih tidak didukung oleh perusahaan Elon Musk, Starlink, sebagaimana yang pernah dijanjikannya. Akses internet dan komunikasi ternyata berhasil dipulihkan oleh perusahaan Palestina sendiri, yaitu Paltel Group atau Paltel Communications.
Paltel merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Gaza, didirikan pada tahun 1995 melalui saham gabungan publik. Meskipun demikian, perusahaan ini baru dapat melayani kebutuhan telekomunikasi pada tahun 1999.
Saat itu, panggilan pertama dilakukan oleh mendiang Presiden Yasser Arafat, tokoh yang dikenal sebagai pejuang pembebasan Palestina dari Israel.
Paltel tidak hanya menyediakan layanan internet, tetapi juga memiliki layanan teknologi informasi, komputasi awan, dan layanan keamanan informasi untuk pemerintah, perusahaan, sektor komersial, dan individu.
Walaupun Paltel secara resmi mulai memberikan layanan internet di Jalur Gaza pada tahun 1999, Pemerintah Israel mengambil alih peralatan perusahaan pada tahun 2001.
Kesungguhan Paltel dalam Memulihkan Layanan Komunikasi di Tengah Krisis
Baru pada tahun 2005, Paltel bisa beroperasi kembali setelah perusahaan memperkenalkan peralatan baru dan mengadopsi pertukaran perangkat telepon dengan perusahaan di London.
Selanjutnya, pada tahun 2012, Paltel menjajaki kerja sama dengan Turkiye Telekom International (TTI) untuk membangun jaringan telekomunikasi bawah laut pertama. Hal ini memperkuat layanan internet di berbagai wilayah Palestina.