Gresik, Memo.co.id
Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Mambaus Sholihin Gresik akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi, terkait 6 santri gresik yang meninggal dunia setelah tenggelam di telaga bekas galian kapur Desa Suci Kecamatan Manyar.
Melalui Kepala Bagian Media Ponpes Mambaus Sholihin Abdul Rohim (30) menceritakan sebelum kejadian memang ada kegiatan outbond yang diselenggarakan oleh pihak panitia.
Kegiatan tersebut diikuti 267 santri kelas IX setelah usai menjalankan ujian sekolah. Sebelum berangkat, panitia telah menempatkan sejumlah pos termasuk pos kedua yang berada di kompleks pesantren.
“Dari kedua pos itu, kami juga menyediakan pos ketiga yang berada diluar dan berdekatan dengan pesantren,” ujarnya kepada wartawan
Setelah semua santri berangkat lanjut Abdul Rohim, dari 267 santri dibagi beberapa kelompok dengan diawasi 48 orang pengawas.
Dimana setiap kelompok yang terdiri dari 14 orang diawasi 5 orang. Saat memasuki area telaga bekas galian tambang kapur , Kelompok C yang merupakan kelompok keenam berlari menuju telaga.
Mengetahui ada santri yang mendekati telaga, pengawas memerintahkan kepada keenam korban untuk duduk. Karena bercanda berlebihan. Ada satu santri turun ke telaga, dan diikuti tiga santri.